Di bidang sosial-budaya, ”hambatan” perempuan di atas sungguh akan menjadi sebuah kearifan ketika waktu dan tenaga yang didapatkannya dipergunakan untuk melakukan berbagai aktivitas sosial, dalam sebuah intensi yang juga bernilai spiritual. Dengan demikian, ibadah tidak hanya memproduksi makna dan kenyamanan spiritual sebagaimana diamanatkan oleh syariat, tetapi juga memberikan makna dan manfaat sosial bagi manusia lain.
Di titik itu, sesungguhnya perempuan memperoleh kesempatan sangat berharga dalam memuliakan agama, diri, dan memuliakan manusia pada umumnya, lebih dari mereka yang menyebut dirinya lelaki. Inilah anugerah yang tak dapat disembunyikan, yang dapat berbuah nyata. Sesungguhnya, Dia Yang Maha Pencipta, telah menciptakan perempuan dalam kelebihan-kelebihan yang banyak perempuan justru kurang menyadari. Dan, kaum lelaki tak cukup bekerja sama dengannya. Sebagian malah memanipulasi atau menyanderanya.
Apabila ideal-ideal di atas dapat terjadi, kita dapat memafhumi dengan segera, agama Islam dan ritus-ritus sucinya adalah sumbangan terbesar bagi berkembangnya tradisi serta kebudayaan sebuah masyarakat. Masyarakat apa dan di mana saja. Islam yang sesungguhnya rahmatan lil alamin. Rahmat untuk mencapai kesejahteraan dunia dan kedamaian akhirat.