Kebutuhan kapas nasional tahun 2004-2005 sekitar 510.000 ton. Sementara produksi serat kapas di dalam negeri berkisar 1.600–2.500 ton. Artinya, sebanyak 95 persen bahan utama tekstil Indonesia masih diimpor.
Padahal Balittas mencatat Indonesia adalah negara produsen tekstil nomor lima di dunia dengan kapasitas industri 7,8 juta mata pintal. Volume ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada tahun 2005 mencapai 8,59 miliar dollar AS.
Kini ada tujuh provinsi di Indonesia menjadi sentra produsen kapas. Tujuh daerah itu, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Sulawesi Selatan. Daerah tersebut cocok untuk mengembangkan kapas karena memiliki iklim tegas antara musim kemarau dan musim hujan.
Pemulia kapas Balittas, Emy Sulistyowati, mengatakan minat petani menanam kapas rendah. Pemicu antara lain harga belum kompetitif, dan maraknya hama kapas. Padahal, potensi kapas di Indonesia sangat besar.