Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Tiket buat Pencandu Konser

Kompas.com - 21/07/2011, 18:44 WIB

Melalui dunia maya, Ryan dan kawan-kawan ingin merayakan euforia konser. Itu sebabnya komunitas ini memiliki slogan ”Share Your Euphoria”.

Komunitas ini rajin menginformasikan konser-konser musik yang akan digelar di Indonesia dan Asia Tenggara. Tidak heran jika komunitas ini sekarang menjadi salah satu referensi utama bagi para pencandu konser di Tanah Air.

Pencandu konser lainnya juga membentuk komunitas-komunitas lain. Sebagian berbasis pada satu band favorit. Salah satunya adalah komunitas Muse4Indonesia yang didirikan tahun setelah band itu konser di Indonesia tahun 2007. Belakangan namanya diganti menjadi Muse Indonesia.

Kegilaan menonton konser tidak selalu menghabiskan uang, tetapi juga bisa menghasilkan uang. Setidaknya itulah yang berlaku bagi pencandu konser seperti Ryan Novianto.

Sejak mendirikan komunitas JakartaConcerts.com bersama beberapa temannya, Ryan menjadi simpul penting dalam industri konser musik. Betapa tidak, JakartaConcerts berhasil merangkul ribuan orang sebagai anggota. Bahkan, akun Twitter @JakartaConcerts diikuti lebih dari 57.000 pengikut.

”Semua rencana konser yang sudah pasti, saya posting di internet dan Twitter. Lama-lama JakartaConcerts jadi acuan orang yang ingin nonton konser mulai ABG sampai bapak-bapak dan ibu-ibu,” kata Ryan.

Dia juga menjadi pedoman para promotor untuk mengenali pasarnya. Para promotor konser pun rebutan merangkul Ryan. ”Ada yang mengajak diskusi mengenai band mana yang laku dijual, minta mencarikan nama sebuah festival, hingga mengajak kerja sama menjual tiket,” katanya.

Ryan dan teman-teman tidak membiarkan peluang bisnis di depan mata itu lewat. Dia setuju menjualkan tiket konser. Tahun ini dia menjualkan tiket konser Bruno Mars yang didatangkan oleh promotor Java Musikindo. ”Kami jual secara online, dalam 10 menit bisa jual 500 tiket,” ujar Ryan.

Dari situ dia mendapat komisi 3-5 persen per tiket dari setiap tiket yang dia jual. ”Lumayan hasilnya. Gue juga enggak pernah lagi ngeluarin uang untuk nonton konser,” kata Ryan.

Selanjutnya, Ryan bergabung dengan StarD Protainment dan menjadi kepala divisi promotor. Proyek pertamanya adalah konser band asal Amerika Serikat, Secondhand Serenade, di Bandung dan Surabaya akhir 2010 lalu. ”Di dua kota penontonnya 5.000 orang,” kata Ryan.

April 2011 lalu dia memanggungkan band AS lainnya, yakni Switch Foot yang baru saja meraih Grammy Award.

Begitulah, si pencandu konser kini menjadi bagian dari industri yang membuat orang kecanduan konser. (BSW)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com