Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Ibu-ibu Doyan "Nulis"

Kompas.com - 14/02/2012, 18:11 WIB

Lygia Nostalina, anggota IIDN, bercerita, dia bahkan pernah memberi tips kepada ibu lain bahwa bertengkar dengan suami bisa dilakukan melalui tulisan. ”Kadang saya bilang kepada ibu-ibu, kalau sedang ribut dengan suami, enggak usah saling teriak, lebih baik curhat lewat surat saja sekalian latihan menulis, he-he-he,” kata Lygia, ibu tiga anak.

Di samping berbagi pengetahuan dan informasi secara personal, IIDN di Facebook juga menjadi media belajar bagi para ibu. Sejak 2011, diselenggarakan kelas online interaktif yang memberi informasi, di antaranya tentang cara menulis, tips agar tulisan dimuat di media cetak, dan bagaimana membuat outline yang baik. Sumbernya adalah para praktisi yang memiliki pengalaman di setiap bidang.

Bawa anak
Sebagai ibu, Lygia, Indari, dan para ibu lain harus mencari waktu untuk menulis di tengah kesibukan mengurus keluarga. Rata-rata, mereka bergelut dengan laptop setelah anak-anak tidur pada malam hari. Dita Ariebowo, yang menulis buku tentang budidaya jahe, misalnya, menulis ketika anak-anaknya terlelap.

Tak jarang, ketika acara kumpul-kumpul dilakukan sebulan sekali, para ibu ini membawa serta anak-anak mereka. Irma Irawati, misalnya, tak pernah absen menghadiri acara kopi darat sebulan sekali meski harus menyetir mobil dari Garut sambil membawa kedua putrinya, seperti yang dia lakukan saat anggota IIDN berkumpul di Bandung, Selasa (31/1/2012) lalu.

Dalam acara itu, selain makan siang, sekitar 20 ibu berkunjung ke kantor harian Pikiran Rakyat, Bandung. Kunjungan lain juga pernah mereka lakukan ke beberapa perusahaan, termasuk produsen kue yang banyak terdapat di Bandung.

”Acara kunjungan seperti ini diselenggarakan untuk menambah wawasan ibu-ibu karena sebagian besar waktu mereka habis untuk mengurus rumah tangga,” kata Indari.

Dari acara kumpul-kumpul ini pula, para ibu bisa berdiskusi dan berbagi proyek menulis. Tak hanya menulis untuk sebuah buku, tetapi juga dalam bentuk lain, seperti jurnal atau pamflet yang menjadi media promosi sebuah perusahaan.

”Lumayan, bisa dapat tambahan untuk jajan, beli baju, buku, dan mainan anak-anak,” kata Dita.

(Yulia Sapthiani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com