Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/08/2012, 07:54 WIB

Zubairi juga menyebutkan bahwa pada 88,7 persen orang dengan HIV/AIDS, kadar virus HIV dalam darahnya tidak terdeteksi lagi. ”Sedangkan yang memiliki kualitas hidup dan kondisi psikologis baik masing-masing lebih dari 70 persen,” katanya.

Jumlah orang dengan HIV/AIDS di Indonesia diperkirakan 300.000 orang. Namun, masih kurang dari 30.000 orang yang mendapatkan pengobatan ARV. ”Dengan demikian, masih ada jurang yang amat besar antara estimasi dan kasus yang teridentifikasi,” kata Zubairi menambahkan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah segera melakukan tes HIV/AIDS pada 5 juta-20 juta rakyat Indonesia. Hal ini menjadi amat penting karena tes HIV berkorelasi signifikan dengan penurunan angka penularan.

Botswana, misalnya, yang sejak delapan tahun lalu memberlakukan kebijakan tes HIV rutin pada 1,5 juta penduduknya, berhasil menurunkan angka kematian dan penularan secara drastis. Afrika Selatan pada 2011 juga melakukan tes pada 15 juta penduduknya (dari total 50 juta) dan China pada 80 juta penduduknya.

Dampak tes

Hasil tes di Indonesia akan sangat membantu mengurangi penularan secara seksual, penularan lewat jarum suntik, dan terutama membuka akses terhadap pengobatan ARV. Hal ini didukung hasil penelitian yang menunjukkan bahwa orang dengan HIV/AIDS yang minum ARV nyaris tidak menularkan HIV dan mencegah infeksi baru hingga 96 persen. Dengan demikian, anak-anak sebagai generasi masa depan bisa diselamatkan.

Apa boleh buat, untuk memperluas cakupan tes HIV ini diperlukan kemauan politik, kepemimpinan, dan terutama konsistensi dalam upaya eradikasi HIV/AIDS. Indonesia juga perlu lebih berkomitmen lagi untuk melakukan pendekatan pencegahan melalui kesetaraan jender dan pemberdayaan komunitas.

”Kehadiran negara diperlukan agar pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual diberikan kepada semua orang sehingga terhindar dari risiko penularan dan kematian,” kata Zubairi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com