KOMPAS.com - Pencapaian karier pada setiap orang tentu berbeda-beda. Ada banyak faktor yang memengaruhi kesuksesan semacam itu.
Kecerdasan dan kecakapan dalam bekerja saja diamini banyak orang bukan faktor penentu dalam pencapaian karier.
Bahkan, ada yang meyakini faktor keberuntungan, kepribadian, dan juga kedekatan menjadi hal yang dominan dalam peningkatan karier, ketimbang kecerdasan dan kecakapan.
Akibatnya, akselerasi karier seseorang pun menjadi sangat bervariasi.
Baca juga: 3 Tips Jadi Menonjol di Kantor Baru, dan Membuat Bos Terkesan
Sering kali, kita harus menerima kenyataan untuk bekerja pada atasan yang jauh lebih muda, dan terkadang memang tak mudah.
Jangan heran jika kamu bahkan dapat bertemu atasan yang seusia anakmu.
Sisi baiknya adalah, kamu dapat melancarkan beberapa praktek ala orangtua. Sebagai seseorang yang lebih tua, kamu layak dihargai sebagaimana sang atasan menghargai orang yang jauh lebih tua.
Selanjutnya, jangan biarkan “kecemasan” atau ketidaksukaan subyektif -karena atasan jauh lebih muda- menggerogotimu.
Sudah saatnya kamu menerima, sebab semua dapat terjadi di abad yang semakin canggih ini.
Cobalah lebih berpikiran terbuka, termasuk menerima jika idemu dilihat dari sudut pandang atasan yang berjiwa muda.
Baca juga: Cara Mengenali Calon Bos yang Buruk dari Sesi Wawancara Kerja
Jika kamu menginginkan sebuah aliansi yang baik dengan atasan yang jauh lebih muda, berikut saran ahli karier dan pelatih karier Steven A. Sass, kala menjabat sebagai Assosiate Director Financial Security Project di Boston College, AS.
Ingat, kini semakin banyak karyawan berusia sangat muda ketika memulai karier.
Dan, semakin banyak perusahaan menyediakan kesempatan akselerasi karier karena tantangan yang dihadapi perusahaan.
Sedangkan karyawan yang lebih tua mulai tersingkir dan terbatasi oleh aturan pensiun yang lebih awal.
Banyak perusahaan yang memandang pekerja lebih muda lebih tepat untuk meluncur ke posisi manajemen.
Jangan ambil hati fakta ini, teruslah berkarya sesuai posisimu.
Baca juga: 6 Tips untuk Hadapi Bos yang Doyan Marah
Pahami jika atasan muda maupun bawahan lebih tua sama-sama memiliki kecemasan akan situasi kerja.
Perusahaanmu mungkin mengharapkan atasan baru (muda) akan berkembang dalam pekerjaannya.
Dan ini termasuk tantangan, kamu akan disupervisi atau diamati oleh atasan yang masih "bocah".
Buktikan stereotip bahwa orang tua tak akan semangat bekerja itu tidak benar.
Penelitian telah menunjukkan, atasan berusia muda cenderung melihat pekerja lebih tua "terjebak" dalam cara kerjanya.
Hadapi stereotip ini dengan membuat gebrakan yang mengejutkan atasan dengan bekerja penuh antusiasme dan fleksibilitas.
Jadilah karyawan "Generasi Flux". Jika perlu, cobalah mencari tutorial online tentang electronic spreadsheets, dan pamerkan keterampilan barumu dalam sebuah presentasi laporan atau rapat.
Baca juga: 7 Kalimat yang Tak Boleh Diucapkan Bos pada Bawahan, Apa Saja?
Jika atasan sedang gandrung dengan teknologi baru, cobalah ajukan pertanyaan cerdas dan menunjukkan kemauan untuk menggunakannya dalam pekerjaanmu.
Dan suatu ketika, kamu dapat mengajarkannya keterampilan yang berharga.
Tunjukkan seolah kamu belum pernah mendengar sebelumnya. Ini adalah waktu untuk menggambarkan keterampilan parenting dan tariklah atasan muda ini ke dalam hidupmu menuju sukses.
Jangan mengeluh tentang bagaimana sebuah inisiatif serupa gagal di masa lalu. Ambil pendekatan baru dengan tujuan membuatnya lebih baik saat ini.
Cobalah untuk bersikap mendukung, tidak merendahkan, sama seperti saat menghadapi anak-anakmu ketika mencoba sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Gunakan kalimat seperti, "Ini benar-benar menarik" atau "menurut saya, ini sangat tepat bagi proyek yang akan kita kerjakan."
Baca juga: 7 Tanda Anda Terlalu Dekat dengan Bos
Rangkul dan biarkan atasan menjadi bagian rencana kariermu. Jika rencana pensiunmu sudah dekat, jadilah orang yang terbuka kepada atasan untuk membahas rencana ini bersama.
Cobalah mengedepankan masa depan, dan hapus keraguan akan kontribusi dan berapa lama kamu akan bekerja pada perusahaan.
Topik pensiun juga merupakan topik yang kemungkinan kurang nyaman dibahas di depan atasan, namun kamu perlu membahasnya bersama.
"Carilah beberapa cara untuk membahas rencana pensiun bersama atasan di atas meja," ujar Sass.
Baca juga: 7 Tanda Anda Terlalu Dekat dengan Bos
Atasanmu ingin melihat kamu sebagai pendukung sistem yang berguna bagi organisasi. Bukan sebagai ayah atau ibu di kantor.
Menyebut-nyebut (seolah-olah) situasi bersama atasan relevan dengan situasi di rumah saat bersama anak-anak, dapat memperburuk hubungan profesionalmu.
Ini dapat menjadi semacam serangan terhadap atasan secara tidak pantas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.