Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Efektif Sembuhkan Patah Hati Menurut Penelitian Ilmiah

Kompas.com - 07/06/2018, 09:30 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cinta adalah salah satu emosi paling kuat yang bisa kita rasakan. Tak heran jika patah hati dapat mendatangkan pengalaman traumatis bagi banyak orang.

Setelah mengalami putus cinta atau perceraian, dunia serasa berubah. Jika tidak diatasi, kondisi ini bisa menyebabkan kecemasan dan depresi karena sedih berkepanjangan.

Studi terbaru menunjukan cara efektif untuk membantu kita melupakan rasa cinta pada mantan kekasih, atau bahkan merasa lebih bahagia usai putus cinta.

Studi ini dilakukan oleh peneliti dari University of Missouri dengan melibatkan 24 orang berusia 20- 37 tahun yang mengalami patah hati setelah menjalin hubungan jangka panjang selama rata-rata 2,5 tahun.

Baca juga: 10 Tanda Kekasihmu Belum Move On dari Sang Mantan

Mereka diminta untuk menguji berbagai strategi kognitif untuk memulihkan perasaannya yang hancur.

Pada strategi pertama yang disebut ' penilaian negatif', mereka diminta untuk memikirkan hal negatif tentang mantan.

Sementara strategi kedua, disebut "penilaian kembali perasaan cinta," di mana peserta diminta untuk menerima rasa cinta mereka terhadap mantan kekasihnya, tanpa penghakiman.

Strategi ini didasarkan sugesti pada pernyataan "Tidak masalah mencintai seseorang yang tidak lagi bersama saya."

Strategi ketiga adalah pengalihan perhatian atau distraksi. Para peserta diminta berpikir tentang hal-hal positif yang tidak melibatkan mantan mereka sama sekali.

Dalam tes keempat, peserta tidak diminta untuk memikirkan apa pun secara khusus.

Pada tahap berikutnya, peneliti menunjukkan foto mantan kekasih dan merekam intensitas emosi mereka menggunakan elektroensefalogram. Ini adalah alat yang bisa memvisualkan gelombang otak ke dalam bentuk grafik.

Baca juga: Benarkah Patah Hati Bisa Sembuh dalam 11 Minggu?

Peserta juga diminta mengisi kuesioner tentang perasaan mereka.

Hasilnya, ketiga strategi tersebut sama-sama dapat mengurangi respons emosional partisipan terhadap mantan pasangan.

Strategi ini, menurut peneliti,  dapat membantu penderita patah hati 'berdamai' dengan segala hal yang mengingatkan pada mantan kekasih, sosial media misalnya.

Strategi pertama yang menggunakan 'penilaian negatif' dapat menurunkan perasaan cinta, tetapi juga membuat kita lebih tidak bahagia.

Sementara strategi kedua, tidak mengubah bagaimana perasaan cinta atau perasaan yang dirasakan peserta.

Pada strategi ketiga, peserta merasa lebih bahagia meskipun tidak mengubah perasaan cinta mereka.

Menurut Sandra Langeslag, selaku pemimpin riset, pengalihan atau distraksi adalah bentuk penghindaran, yang akan mempercepat pemulihan dari putus cinta.

Tapi, metode ini biasanya hanya efektif dalam jangka pendek.

Peneliti menyimpulkan 'penilaian negatif' dapat menjadi cara untuk menurunkan rasa cinta pada mantan secara efektif.

Sementara itu, strategi ketiga dapat menjadi cara efektif untuk membangkitkan emosi positif penderita patah hati.

Periset menyebut 'regulasi cinta'  yang mereka definisikan sebagai "penggunaan strategi kognitif untuk mengubah intensitas perasaan cinta" adalah cara yang menjanjikan. 

Namun, Sandra Langeslag mengatakan jika cara ini tidak dapat berlaku untuk jangka panjang.

"Untuk membuat perubahan yang langgeng, kita mungkin harus mengatur perasaan cinta secara teratur," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com