Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Sederet Desain Busana Muslim di Ajang Fashionality 2018

Kompas.com - 30/11/2018, 18:11 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Desainer busana muslim di Indonesia terus bertambah. Hal itu sejalan dengan pertumbuhan tren hingga lahir desain yang beragam, unik, dan tetap sesuai dengan "pakem" muslimah.

Seperti yang diperlihatkan oleh beberapa perancang saat memamerkan karyanya di ajang fashion show, Fashionality 2018 di Bandung, 28-30 November 2018. 

1. Rya Baraba

Model memeragakan busana rancangan Rya Baraba bertema Beauty in Serenity pada Indonesia Fashion Week 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (2/2/2017). Indonesia Fashion Week mengangkat tema Celebration of Culture dan akan berlangsung hingga 5 Febuari 2017.KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Model memeragakan busana rancangan Rya Baraba bertema Beauty in Serenity pada Indonesia Fashion Week 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (2/2/2017). Indonesia Fashion Week mengangkat tema Celebration of Culture dan akan berlangsung hingga 5 Febuari 2017.

Dalam Fashionality 2018, Rya mengambil tema Srikandi. Ia terinspirasi sosok “Srikandi” yang tangguh, pemberani, tegas, namun tetap pada kodratnya sebagai seorang wanita.

Untuk itu, Rya Baraba mengemas busana ready to wear dengan gaya edgy modern yang dapat dipadupadankan.

Koleksi ini mencerminkan wanita aktif yang stylish dan modern.

Busana ready to wear deluxe dengan gaya klasik ini mengusung warna-warna monokrom dengan kesan glamor yang diimplementasikan dengan penggunaan ornamen mirror beads.

“Saya menggunakan bahan wool dan semi wool dengan desain palazo, semi blazer, long dress, skirt, dan vest,” tutur Rya Baraba.

2. Errin Ugaru

Errin Ugaru mengusung tema pancer dalam fashion show di Fashionality 2018.KOMPAS.com/RENI SUSANTI Errin Ugaru mengusung tema pancer dalam fashion show di Fashionality 2018.

Errin mengusung tema pancer dalam pergelaran busananya kali ini.

Pancer merupakan kata lain dari gunungan yang dipergunakan dalam pembukaan dan penutupan pada pentas pewayangan.

Pancer mengandung nilai filosofi mitos Sangkan Paraning Dumadi, yaitu asal mulanya kehidupan yang disebut kayon.

Kayon melambangkan semua kehidupan yang terdapat di jagad raya.

Lewat pancer ini, Errin memadukan motif gunungan dalam pewayangan yang diaplikasikan ke dalam print di atas bahan baby tery.

Kemudian, ia memadu padankannya dengan silk, pretty woman, suede, dan arabian black, serta dikemas menjadi tampilan kasual yang dibalut layer-player.

3. Vie by Evy Susanti

Evy Susanti mengangkat tema dusk till dawn. Konsep dari koleksi ini mengilustrasikan nuansa soft glam dari warna-warna langit ketika petang hingga menjelang matahari terbit. KOMPAS.com/RENI SUSANTI Evy Susanti mengangkat tema dusk till dawn. Konsep dari koleksi ini mengilustrasikan nuansa soft glam dari warna-warna langit ketika petang hingga menjelang matahari terbit.

Evy Susanti mengangkat tema dusk till dawn. Konsep dari koleksi ini mengilustrasikan nuansa soft glam dari warna-warna langit, ketika petang hingga menjelang matahari terbit.

Kontras warna tersebut pun dipresentasikan dengan saturasi yang rendah untuk menampilkan kelembutan undertone-nya.

Koleksi tersebut menggunakan silhouette cutting in mermaid and umbrella style, dan cape.

Bahan-bahan yang digunakan di antaranya tulle motif, bridal silk, sequin, border, bahan 3D, organdy silk, plus sentuhan handmade sebagai ciri khas dari Vie by Evy Susanti.

4. Henny Noer

Henny mengangkat tema ethnic glamour dalam pagelaran busana Fashionality 2018. Busana muslim buatannya mendapatkan sentuhan tradisional dan modern. KOMPAS.com/RENI SUSANTI Henny mengangkat tema ethnic glamour dalam pagelaran busana Fashionality 2018. Busana muslim buatannya mendapatkan sentuhan tradisional dan modern.

Henny mengangkat tema ethnic glamour dalam pergelaran busana Fashionality 2018. Busana muslim buatannya mendapatkan sentuhan tradisional dan modern.

“Saya menggunakan bahan tenun dan chiffon, dengan detail busana opnaisel, drafferi, kuningan, dan payet,” tutur dia.

Desain tersebut terinspirasi seni kontemporer, dekorasi, dan alam sekitar, termasuk motif geometris floral.

Hal tersebut dituangkannya dalam kain tenun berbagai motif dan warna cerah seperti merah, biru, ungu, pink muda.

Ia menonjolkan rasa feminim serta elegan sehingga terkesan glamor.

“Sentuhan tradisional melekat pada setiap desain. Saya menggunakan kain tenun etnik yang dimodifikasi dengan kain-kain polos dari chiffon yang dihias payet, mute, dan kuningan,” kata dia.

Hal tersebut menghasilkan gaun pesta ethnic yang menggabungkan jaket panjang (coat) dan gaun.

Desain busana pestanya lebih mengekspresikan "keetnikan" dan juga keserasian pada setiap karya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com