KOMPAS.com - Emansipasi tanpa batas bagi kaum perempuan tak lama lagi bakal mewujud dalam sebuah pencapaian yang bakal dicatat dalam sejarah.
Sebuah kabar besar bagi kaum perempuan disampaikan Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) di pekan ini.
NASA mengeluarkan pembaruan informasi terkait Artemis Plan. Mereka mengungkap rencana untuk mendaratkan wanita pertama di bulan pada tahun 2024.
Baca juga: Ingin Tahu Aroma Angkasa? Wewangian Rancangan NASA Ini Bisa Membantu
New suit. ???????? New tools. ????? New mission. ????@NASA_Astronauts are preparing now for moonwalks planned for when we land the first woman and next man on the Moon -- and they're practicing underwater to evaluate how we'll train for #Artemis missions. More: https://t.co/DPqGRKfmxH pic.twitter.com/hflHIWTbsj
— Johnson Space Center (@NASA_Johnson) September 23, 2020
Misi tersebut tersebut bakal menjadi kali pertama manusia menginjakkan kaki di bulan, sejak misi Apollo terakhir pada tahun 1972.
Misi Apollo adalah progam penerbangan antariksa ketiga yang dilaksanakan NASA, yang berhasil mendaratkan manusia pertama di bulan pada periode 1969 hingga 1972.
Program ini pertama kali disusun selama masa pemerintahan Presiden Dwight D. Eisenhower.
Misi Apollo lalu didedikasikan untuk tujuan nasional oleh Presiden John F. Kennedy di era 1960-an untuk mendaratkan manusia di bulan dan mengembalikannya dengan selamat ke bumi.
Baca juga: Saat NASA Mengira Astronot Wanita Perlu Dandan di Luar Angkasa…
Seruan itu disampaikan Kennedy dalam pidatonya di muka Kongres pada 25 Mei 1961.
Tujuan Kennedy ini baru tercapai pada misi Apollo 11 ketika astronot Neil Armstrong dan Buzz Aldrin mendaratkan Apollo Lunar Module (LM) pada 20 Juli 1969.
Keduanya berjalan di permukaan bulan, sementara Michael Collins tetap berada di orbit bulan dalam modul komando dan layanan (CSM).
Ketiganya mendarat dengan selamat di bumi pada 24 Juli 1969.
Lalu, lima misi Apollo berikutnya juga mendaratkan astronot di bulan, yang terakhir, Apollo 17, pada Desember 1972.
Dalam enam penerbangan luar angkasa tersebut, tercatat ada 12 orang yang sudah berjalan di permukaan bulan, dan semuanya pria.
Baca juga: Giliran G-Shock Gandeng NASA Bikin Jam Tangan Edisi Terbatas
"Kami akan kembali ke bulan demi penemuan ilmiah, manfaat ekonomi, dan inspirasi bagi generasi baru penjelajah," demikian kata administrator NASA Jim Bridenstine, dalam siaran pers-nya.
LIVE NOW: We are going to the Moon, and here's how.
Administrator @JimBridenstine and other senior leadership discuss our #Artemis Phase 1 plan to return humanity to lunar surface by 2024.
????? Listen in: https://t.co/f1K1MFXFRn pic.twitter.com/18GNq62Elw
— NASA (@NASA) September 21, 2020
"Saat kami menggagas kehadiran yang berkelanjutan di bulan, kami juga membangun momentum menuju langkah manusia pertama di Planet Merah."
NASA akan meluncurkan roket baru, Sistem Peluncuran Luar Angkasa, dan pesawat ruang angkasa Orion secara bersamaan dari Pusat Antariksa Kennedy pada tahun 2021.
Baca juga: Omega Produksi Ulang Jantung Arloji Saat Misi NASA di Bulan
Akan ada dua peluncuran untuk dua uji penerbangan di sekitar bulan, terkait dengan persiapan dalam proyek tersebut.
Selain mengirim wanita pertama ke bulan, Artemis Plan pun akan berusaha untuk mencari sumber daya, seperti air di bulan.
Berkat teknologi pendaratan baru, astronot juga dapat melakukan perjalanan lebih jauh untuk menjelajahi wilayah baru di bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.