Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Mengapa Diet Gagal dan Usaha Jaga Makan Berantakan?

Kompas.com - 28/10/2020, 08:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Tahap kedua. Buat rencana lauk selama seminggu. Jika belum mampu membuat rencana menu yang bisa dimasak sendiri, mungkin perlu berlangganan dengan warteg dahulu.

Agar tidak repot, pilih 1 lauk utama dan 1 menu sayur untuk 3x makan dalam sehari. Misal: senin ayam bakar dan sayur asem. Selasa tahu tempe bacem dan orak-arik buncis, dan seterusnya.

Tahap ketiga. Eksekusi: setiap kali makan, baik sarapan-makan siang-juga makan malam, selain ada lauk utama dan 1 menu sayur tadi, biasakan makanan pokok dan buah harus ada.

Rotasikan makanan pokok, misalnya senin nasi merah, selasa ubi kuning, rabu singkong, kamis kentang, jumat jagung, sabtu talas, minggu ubi ungu (di Jawa, masih ada ganyong, kimpul, garut, dsb).

Jadi, setiap kali makan: ada makanan pokok, lauk protein, sayur dan buah. Sarapan jadi amat kenyang? Memang itu tujuannya. Agar tidak butuh ngemil hingga jam makan siang datang.

Baca juga: Berapa Asupan Kalori Per Hari agar Diet Berhasil?

Makan malam pun menjadi puas tanpa harus berpikir mau makan apa di jam 11 malam. Lho, bukannya makin gemuk? Sama sekali tidak.

Adanya sayur dan buah yang berserat tinggi di setiap kali makan justru memperlambat penyerapan gula dari karbohidrat dan memberi rasa kenyang yang aman, sekaligus konsumsi makanan pokok tidak berlebihan.

Tahap keempat. Jika sudah terbiasa dengan komposisi makan di atas, maka buat catatan lanjutan: perbaikan kualitas menu sekaligus mulai terampil memilih, meracik dan mengolah makanan sendiri.

Ayam goreng bisa diganti dengan sup ayam jamur. Ikan goreng juga bisa digeser menjadi ikan kuah asam yang tak kalah sedapnya. Begitu pula tumisan sayur berubah jadi urap atau lalapan segar. Tahu goreng beralih jadi tahu pepes.

Tidak ada cara praktis dan instan untuk hidup lebih sehat, apalagi berharap kebiasaan baru menjadi pola menetap. Semua harus diawali akal sehat, dimulai dengan benar dan dijalankan secara wajar.

Dengan demikian orang Minang tetap bangga bisa mengonsumsi ikan pangek, bukan sarapan telur rebus dan kentang kukus.

Begitu pula orang Sulawesi masih menikmati kapurung udang untuk makan siang, bukan siksaan romaine salad dengan tetesan minyak zaitun.

Baca juga: 5 Kiat Sederhana Merampingkan Pinggang Tanpa Diet Ketat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com