KOMPAS.com - Kecukupan gizi memainkan peranan penting dalam tumbuh kembang seorang anak. Namun tidak semua anak bisa memiliki gizi yang cukup.
Di Indonesia, ada 3 permasalahan gizi yang perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus yakni kurang gizi, gizi berlebih, serta defisiensi zat gizi mikro seperti zat besi.
Kurang gizi dapat menyebabkan anak terkena stunting yang berdampak pada perkembangan otak, kecerdasan, pertumbuhan fisik, dan metabolisme tubuh.
Sedangkan gizi berlebih dapat membuat anak mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
Seperti yang diketahui, obesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi, diabetes, stroke, penyakit jantung, dan kanker.
Sedangkan defisiensi atau kekurangan zat gizi mikro seperti zat besi dapat menyebabkan anemia. Anemia juga berdampak pada tumbuh kembang anak.
Penting bagi orangtua untuk memastikan kebutuhan gizi pada anak tercukupi. Namun tak bisa dipungkiri, terkadang timbul masalah makan pada anak, khususnya anak usia 4-6 tahun
Baca juga: 7 Cara Mengajarkan Kebiasaan Makan Sehat pada Anak
Menurut Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi., dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB), ada 4 masalah makan yang sering dialami anak.
"Masalah makan tersebut turut andil terhadap status gizi yang kurang baik pada anak," kata Anna dalam webinar yang diselenggarakan Danone beberapa waktu lalu.
Dalam webinar bertajuk 'Membangun Generasi Sehat Melalui Edukasi Gizi seimbang Sejak Dini', Anna mengungkapkan masalah makan pada anak. Berikut ulasannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.