Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuka Sari Apel Bantu Turunkan Berat Badan, Benarkah?

Kompas.com - 26/03/2021, 12:55 WIB
Intan Pitaloka,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Benarkah cuka apel bisa membantu mencapai resolusi diet yang sedang kamu jalankan?

Jawabannya antara ya atau tidak. Sebab, berdasarkan pendapat sejumlah orang, cuka apel memang disebut mampu membantu menurunkan berat badan.

Namun, apakah pendapat ini didukung oleh ahli atau pun temuan sains?

Ahli diet Lisa Drayer mengatakan, banyak klaim tersebut semata-mata hanya bagian dari gimmick dari pemasaran produk semata.

Baca juga: 6 Cara Konsumsi Cuka Apel yang Malah Bahaya bagi Kesehatan

Sebab, berdasarkan penelitian yang menguji cuka apel pada tikus mengungkap, asam asetat -komponen utama cuka sari apel, dapat menekan penumpukan lemak tubuh, dan gangguan metabolisme pada tikus gemuk.

Tapi tentu saja, tikus bukanlah manusia. Jadi, temuan ini hanya bisa membuktikan sedikit dan perlu dukungan dari penelitian terkait lainnya.

Sayangnya, penelitian serupa terhadap manusia masih minim, dan membutuhkan validitas yang lebih dalam.

"Misalnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal itu dapat meningkatkan rasa kenyang dan membuat kita mengonsumsi lebih sedikit kalori sepanjang hari," kata Drayer.

"Tetapi penelitiannya sangat terbatas, dengan ukuran sampel yang kecil, dan jauh dari kesimpulan."

Baca juga: 9 Manfaat Cuka Apel untuk Kulit dan Rambut, Kamu Sudah Tahu?

Sebuah riset yang pada tahun 2005 terhadap 12 orang menemukan, responden yang diteliti merasa lebih kenyang ketika cuka dikonsumsi dengan makanan seperti roti.

Lalu, sebuah studi tahun 2013 terhadap 16 orang menemukan hasil yang sama. Namun, cuka menyebabkan mual saat dikonsumsi.

Penelitian ini menyimpulkan, klaim promosi bahwa cuka dapat menekan nafsu makan alami sepertinya kurang tepat.

Penelitian ilmiah yang paling banyak dikutip untuk mengeksplorasi hubungan cuka sari apel dengan penurunan berat badan adalah penelitian yang dilakukan pada tahun 2009.

Kala itu, sebanyak 175 orang Jepang yang "gemuk", berusia 25-60 tahun dibagi menjadi tiga kelompok.

Menurut standar Jepang, orang dianggap mengalami "obesitas" adalah mereka dengan indeks massa tubuh (BMI) antara 25-30 BMI.

Baca juga: Cara Membersihkan Coffee Maker dengan Cuka Apel

Sebagai pembanding, di Amerika Serikat, orang belum dianggap mengalami obesitas sampai sebelum melebihi 30 BMI.

Penelitian ini tidak melibatkan responden penderita kolesterol tinggi atau diabetes atau mereka yang sedang menggunakan obat-obatan.

Selama periode 12 minggu penelitian, setiap hari responden dari ketiga kelompok mengonsumsi minuman dengan satu sendok makan cuka apel, dua sendok makan cuka apel, dan tanpa cuka sama sekali.

Pada akhir masa penelitian, mereka yang mengonsumsi cuka apel dalam jumlah berapa pun memiliki berat badan lebih rendah, dan indeks massa tubuh lebih kecil.

Para responden tersebut pun memiliki lemak visceral lebih sedikit, ukuran pinggang lebih kecil, dan kadar trigliserida lebih rendah daripada kelompok yang tidak minum cuka.

Hasil tersebut mungkin terkesan memukau. Tapi tunggu dulu. Mari kita cermati jumlah berat badan yang hilang.

Baca juga: Seberapa Efektif Cuka Apel Turunkan Berat Badan

"Hanya 1-1,8 kilogram dalam tiga bulan, di atas yang mendapat plasebo," kata Drayer.

"Jadi berat badan yang turun sedikit sekali. Kebanyakan diet memiliki hasil yang jauh lebih besar."

"Jadi kita pasti harus melakukan banyak hal lain untuk mencapai penurunan berat badan yang signifikan," sebut dia.

Carol Johnston, seorang ahli diet yang mempelajari tentang asam asetat pada kadar glukosa darah diabetes sejak 2004 setuju dengan hasil temuan di Jepang tersebut.

Johnston yang juga dekan di College of Health Solutions di Arizona State University juga menjelaskan pendapatnya lebih jauh.

Menurut dia, faktanya kebanyakan orang yang menjalani diet selama 12 minggu dan hanya kehilangan beberapa kilogram, merasa kurang puas dengan hasil tersebut.

Beberapa klaim pada penggunaan suplemen cuka bisa menurunkan berat badan.
"Saya ingat, mungkin 15 tahun lalu, membahas diet cuka sari apel," kata Drayer.

Baca juga: Tips Mencoba Cuka Apel untuk Diet Langsingkan Tubuh

"Jika kamu melihat lebih detail, diet tersebut memasangkan pil cuka sari apel dengan menu rendah kalori. Tidak heran orang kehilangan berat badan."

Banyak orang lebih suka menelan cuka apel melalui pil karena cuka cair bersifat asam dan dapat menyebabkan mual.

Tetapi, menurut penelitian Johnston pil cuka komersial tidak memiliki efek yang sama untuk menurunkan glukosa darah seperti cuka apel cair.

Johnston menyarankan untuk menggunakan cuka apel secara benar agar tidak merusak gigi, tenggorokan, dan lapisan perut.

Kita bisa mengonsumsi satu sendok makan cuka, dan tambahkan segelas penuh air mineral.

"Cuka memiliki bau yang kuat dan bisa membuat kening mengerut.Saat kita menarik napas, uap akan terhirup dalam ke paru-paru, dan bisa membuat sensasi terbakar, karena itu asam," kata Johnston.

Baca juga: Ternyata, Cuka Apel Tak Bantu Turunkan Berat Badan

Para ahli menyarankan, jangan pernah minum cuka apel secara langsung, demi menjaga kesehatan gigi, tenggorokan, dan juga perut.

Kita perlu mencairkan cuka apel terlebih dahulu, atau menjadikannya sebagai bagian kecil dari makanan yang kita santap atau minum. 

Contohnya, dalam diet mediterania cuka sari apel bisa dicampurkan ke dalam salad dan pasta.

Cuka sari apel tidak mengandung kalori, jadi tak apa jika kita menjadikannya sebagai bumbu untuk masakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com