Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Membangun Kebiasaan Hidup Sehat yang Bertahan Lama

Kompas.com - 26/05/2021, 09:33 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Banyak dari kita telah mengetahui jenis kebiasaan yang bisa membuat kita lebih sehat, lebih sukses dan kemungkinan besar lebih bahagia.

Namun, menjalani kebiasaan tersebut bisa terasa membosankan dan mengekang, sehingga biasanya tidak bisa bertahan lama. 

Misalnya saja harus berhenti merokok, mengurangi lemak jenuh, atau berolahraga. 

Seorang profesor di University of Pennsylvania's Wharton School of Business, Katy Milkman menghabiskan karirnya untuk mempelajari pengembangan kebiasaan.

Milkman telah bekerja sama dengan banyak pihak untuk membantu orang-orang mengembangkan kebiasaan yang lebih baik seputar tabungan pensiun, olahraga, dan banyak lagi.

Dalam buku barunya, "How to Change: The Science of Getting from Where You Are to Where You Want to Be," dia membimbing pembaca tentang perubahan perilaku secara ilmiah, dengan tips praktis yang dapat membantu kita mengurangi stres, meningkatkan kesehatan mental, dan menjalani kehidupan yang lebih baik.

Baca juga: Gaya Hidup Sehat untuk Jantung Sekaligus Menekan Risiko Kanker

Membuat perubahan hidup

Jarang sekali ada orang yang ingin merubah kebiasaan hidupnya karena sudah merasa berada di zona yang nyaman.

Padahal, mungkin saja kebiasaan yang kita lakukan tersebut dapat membuat banyak kerugian bagi kehidupan kita sendiri.

"Setiap penyimpangan dari apa yang biasa kita lakukan terasa seperti kerugian dan kerugian cenderung tampak lebih besar daripada keuntungan," kata Milkman.

Oleh sebab itu, kita harus bisa mendorong dan meyakinkan diri sendiri untuk melakukan perubahan kebiasaan hidup yang lebih baik.

Baca juga: Susah Berhenti Merokok? Mulailah Lindungi Kesehatan dengan Tips Ini

Konsisten dalam bertindak

Kita mungkin telah mengetahui bahwa menabung, mengonsumsi makanan sehat, dan memiliki tidur yang cukup adalah kebiasaan yang dapat membuat hidup menjadi lebih baik.

Ilustrasi joging di Pantai Senggigi, Lombok.DOK. SHUTTERSTOCK Ilustrasi joging di Pantai Senggigi, Lombok.

Tapi, sering kali pengetahuan kita itu tidaklah sejalan dengan tindakan karena ada kekuatan yang melawan kita untuk menjalaninya.

"Pengetahuan saja tidak cukup. Kita membutuhkan tindakan untuk mengatasi hambatan dalam mengubah kebiasaan menjadi lebih baik," ungkapnya.

Baca juga: 10 Penyebab Sulit Tidur yang Umum Terjadi

Berolahraga sambil menyaksikan hiburan

Mungkin kedua hal ini terdengar cukup aneh, tapi dengan berolahraga sambil menyaksikan hiburan favorit di televisi bisa membuat kebiasaan yang menyehatkan ini bertahan lebih lama.

"Kita bisa menghubungkan sesuatu yang menyenangkan seperti sumber hiburan dengan olahraga. Saya mengujinya dengan mendengarkan novel audio," katanya.

Menurut Milkman, menggabungkan kedua hal ini secara signifikan meningkatkan kebiasaan orang-orang untuk selalu ingin berolahraga.

Prinsipnya menggabungkan olahraga dan mendapatkan sumber hiburan agar kita bisa mengubah sesuatu yang terasa berat menjadi kesenangan.

Baca juga: Usir Rasa Mager di Pagi Hari dengan 3 Cara ini

Rencana berbasis isyarat atau tanda

Banyak dari kita membuat rencana yang sia-sia karena pada akhirnya itu hanya wacana tanpa kita lakukan.

Namun, Milkman mengatakan bahwa rencana berbasis isyarat atau tanda akan berbeda bentuknya dan dapat mendorong kita untuk melakukannya.

Misalnya, di tengah hari pada hari kerja kita memiliki rencana untuk menghentikan apa yang sedang kita lakukan selama 15 menit dan bermeditasi.

Isyarat yang dimaksud adalah tengah hari pada hari kerja atau siang hari. Jadi, kita dapat membuat rencana yang memiliki petunjuk khusus untuk jenis aktivitas tersebut.

"Kemungkinan besar kita akan menindaklanjuti saat membuat rencana berbasis isyarat ini dan ada beberapa alasan untuk itu. Salah satunya bahwa isyarat adalah pemicu memori," jelasnya.

Baca juga: Redakan Migrain dengan Meditasi Mindfulness

Menurut dia, cara kita menyimpan informasi didasarkan pada isyarat dan kita cenderung tidak lupa ketika sesuatu dipicu pada waktu tertentu.

Sehingga, otak kita memberi tahu kita bahwa inilah saatnya kita harus melakukan rencana yang sudah kita buat.

"Selain rencana berbasis isyarat, kita juga harus memiliki komitmen terhadap rencana tersebut. Jadi, jika kita sudah memiliki rencana bermeditasi, kita harus melakukannya," sarannya.

"Sebab, memiliki isyarat dan komitmen yang kuat adalah dua alasan mengapa perencanaan dapat berhasil," imbuh dia.

Baca juga: Makan 1 Apel Sehari Efektif Kurangi Frekuensi ke Dokter, Benarkah?

Bersikap fleksibel

Bagi Milkman, bersikap fleksibel adalah salah satu cara untuk tetap mempertahankan kebiasaan baik bertahan lebih lama.

Memahami apa yang diperlukan untuk bertahan setelah kegagalan atau terus mengejar tujuan, bahkan ketika kondisinya tidak sempurna adalah hal yang paling penting.

"Saya pikir pengetahuan tentang pentingnya kebiasaan yang fleksibel ini adalah jenis kekokohan yang kita butuhkan untuk membantu orang mengembangkan rencana dan kebiasaan baik bertahan lama," tambahnya.

Baca juga: Usia 30an Rentang Hidup Paling Bahagia, Benarkah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com