Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Pandemi Membuat Orang Kecanduan Olahraga?

Kompas.com - 25/10/2021, 14:31 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

“Orang-orang diberi representasi palsu terkait periode waktu yang sangat singkat dan hasil yang sangat drastis, yang menyiratkan bahwa kita seharusnya hanya fokus untuk perubahan secara estetika,” tambahnya.

Dalam sebuah studi tahun 2020, para peneliti mengatakan kecanduan olahraga “dapat mengakibatkan hilangnya kendali diri. Lalu, meski penelitian menemukan naiknya aktivitas olahraga terkait pandemi sebanyak 49 persen, sekitar 15 persen peserta diklasifikasikan sebagai berisiko kecanduan olahraga.

Baca juga: Jangan Olahraga Berlebihan Selama Masa Karantina, Apa Alasannya?

Tren olahraga saat pandemi cenderung positif

Di balik risiko kecanduan, rupanya tren olahraga saat pandemi cenderung positif.

Menurut Paul Ronto, kepala pemasaran RunRepeat, perusahaan review sepatu,  sebagian besar orang yang mulai berolahraga lebih sering sejak tahun lalu mendapat manfaat positif.

Pada bulan Maret lalu, RunRepeat menggelar sebuah penelitian yang menemukan bahwa terjadi peningkatan intensitas olahraga sebesar 88% pada 12.913 peserta.

Menariknya, intensitas tinggi itu datang bukan dari olahragawan, namun orang biasa atau mereka yang biasanya hanya berolahraga sekali atau dua kali seminggu.

Olahragawan yang rajin atau mereka yang berolahraga empat kali atau lebih dalam seminggu, malah mengalami penurunan frekuensi olahraga dengan rata-rata sebesar 14%.

Ronto juga mengatakan bahwa tren kebugaran pandemi ini telah membuat makin banyak orang yang masuk ke komunitas kebugaran.

“Frekuensi olahraga yang berlebihan tidak terlalu mengkhawatirkan. Yang terjadi saat ini adalah orang-orang menjadi tak sehat karena hanya melakukan satu atau dua jenis latihan dan melakukan hal yang sama berulang-ulang dengan sedikit atau tanpa latihan silang,” ujarnya.

Karena itu, Cummings melihat bahwa di balik kekurangannya, ada potensi kekuatan media sosial untuk mempromosikan kebiasaan kebugaran yang sehat.

Ia juga meyakini bahwa bagian dari memerangi kecemasan kesehatan terletak pada membuat olahraga sebagai sarana untuk merasa lebih kuat dan lebih berenergi, bukan hanya sekadar mencapai bentuk fisik tertentu.

"Saya pikir orang mulai mengerti bahwa sehat tidak terlihat dengan cara tertentu, Namun merupakan representasi dari bagaimana diri kita berfungsi serta bagaimana kita memikirkan diri sendiri,” pungkasnya.

Baca juga: Efek Negatif Olahraga Berlebihan pada Kekebalan Tubuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com