Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/09/2022, 16:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNBC

 

2. Terlalu rasionalis

George mengungkapkan, para rasionalis selalu ingin terlihat seperti mereka selalu berada di puncak dari semua yang mereka lakukan.

Mereka juga suka menyangkal dan tidak pernah mau mengakui atau belajar dari kesalahan, alih-alih merasionalisasi kesalahan mereka dengan menyalahkan orang lain.

Contoh yang sering digunakan George adalah Rajat Gupta, mantan mitra pengelola perusahaan konsultan global McKinsey.

Baca juga: Cara Mengenali Calon Bos yang Buruk dari Sesi Wawancara Kerja

George bahkan mengenal Gupta secara pribadi karena mereka pernah menjabat bersama di tiga dewan direksi, termasuk Goldman Sachs pada tahun 2008.

Pada tahun 2012, Gupta dijatuhi hukuman dua tahun penjara setelah berbagi informasi dengan orang dalam tentang investasi 5 miliar dollar AS (Rp 74 triliun) yang dilakukan Warren Buffett di Goldman kepada Raj Rajaratnam.

Raj Rajaratnam adalah pendiri firma manajemen hedge fund Galleon Group.

Rajaratnam kemudian menggunakan informasi itu untuk melakukan perdagangan orang dalam yang menghasilkan keuntungan haram sebesar 90 juta dollar AS (Rp 1,3 triliun).

"Gupta sejak itu mempertahankan ketidakbersalahannya dan justru menyalahkan Rajaratnam karena menjadikannya korban dalam skandal itu," ungkap George.

"Sikap tersebut telah melukai kemampuan Gupta untuk memimpin secara efektif sejak keluar dari penjara. Ini adalah bukti bahwa dia tidak bisa, atau tidak mau, belajar dari kesalahannya," tambah dia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com