Berikan mereka kesempatan penuh untuk berbicara.
Boleh saja mengajukan pertanyaan klarifikasi, tetapi terutama biarkan orang tersebut melampiaskan perasaan dan ketakutannya.
Baca juga: Tindakan Kekerasan yang Tergolong KDRT
Banyak korban berusaha menutupi tindak KDRT yang dialaminya meskipun sekitarnya sudah berusaha peduli.
Kenali berbagai tanda-tanda kekerasan domestik yang mungkin terjadi, termasuk fisik, emosional, maupun finansial.
Tujuannya untuk memastikan kita bisa memberikan pertolongan di waktu yang tepat sebelum terlambat.
Dukungan terbaik yang bisa kita berikan pada korban KDRT adalah rasa percaya.
Seringkali, korban adalah satu-satunya saksi dari perbuatan yang mereka terima, tanpa ada bukti tambahan.
Hal ini yang membuat mereka takut tidak dipercaya karena sosok pelaku yang mungkin terlihat lebih meyakinkan.
Baca juga: 6 Alasan Pasangan Lakukan Kekerasan dalam Pernikahan
Percayai ceritanya dan sampaikan keyakinan tersebut kepada mereka secara gamblang untuk memberikan kelegaan maupun harapan.
Beberapa kalimat yang bisa disampaikan antara lain:
Para korban KDRT biasanya menyangsikan perasaannya sendiri soal pasangannya maupun pengalaman yang telah dilalui.
Mereka bisa merasa marah, putus asa, ketakutan namun sekaligus merasa bersalah, masih mencintai dan berharap akan perubahan pasangannya.
Jika berniat membantu, kita perlu memvalidasi perasaannya dengan memberi tahu bahwa perasaan yang saling bertentangan ini normal.
Tetapi penting juga menekankan jikaa kekerasan tidak boleh dilakukan dan tidak normal untuk hidup dalam ketakutan akan diserang oleh orang terdekat.
Baca juga: Anak Korban KDRT Cenderung Tumbuh sebagai Pelaku KDRT, Benarkah?
Beberapa korban KDRT tidak menyadari buruknya situasi mereka sehingga kita perlu memberiktahu bahwa kekerasan bukan bagian dari hubungan yang sehat.