KOMPAS.com - Disfungsi ereksi dan ejakulasi dini merupakan dua kondisi yang menakutkan bagi kaum pria.
Kedua masalah tersebut seringkali dianggap sama, padahal faktanya tidak demikian.
Disfungsi ereksi dan ejakulasi dini terkadang saling berkaitan, namun juga dapat terjadi secara terpisah.
Seperti dilansir laman Express Pharmacy, berikut perbedaan antara disfungsi ereksi dan ejakulasi dini:
Disfungsi ereksi ditandai dengan ketidakmampuan pria dalam menghasilkan atau memertahankan ereksi saat berhubungan seks.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor fisik dan psikologis seperti:
Baca juga: Pria Simak, Inilah Penyebab Disfungsi Ereksi yang Jarang Disadari
Langkah untuk mengatasi disfungsi ereksi dimulai dari menjaga kesehatan kardiovaskular.
Dokter biasanya merekomendasikan pasien disfungsi ereksi untuk:
Jika disfungsi ereksi dipicu oleh faktor psikologis atau emosional, dokter akan menganjurkan pasien untuk mengikuti konseling atau terapi seksual.
Ejakulasi dini terjadi ketika pelepasan sperma melalui penis lebih cepat dari yang diinginkan kita atau pasangan.
Studi menemukan, sebanyak 1 dari 3 pria mengalami ejakulasi dini di beberapa titik dalam hidup mereka.
Umumnya, ejakulasi dini tidak perlu dikhawatirkan, kecuali jika menunjukkan tanda-tanda ini:
Ejakulasi dini disebabkan oleh faktor biologis dan psikologis seperti:
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Ejakulasi Dini, Bisa Dilakukan di Rumah
Ada dua kategori ejakulasi dini, yaitu ejakulasi dini seumur hidup (primer) dan ejakulasi dini didapat (sekunder).
Ejakulasi dini seumur hidup didiagnosis ketika kita menderita ejakulasi dini sepanjang hidup kita.
Sedangkan ejakulasi dini yang didapat adalah masalah yang berkembang di kemudian hari meskipun kita tidak memiliki masalah ejakulasi sebelumnya.
Berbagai studi yang meneliti ejakulasi dini menetapkan pedoman khusus yang menggambarkan apakah seseorang mengalami ejakulasi dini atau tidak.
Dua gejala utama ejakulasi dini yaitu:
Untuk mengatasi ejakulasi dini, kita harus mencari tahu lebih dulu penyebabnya.
Ejakulasi dini yang disebabkan oleh gaya hidup --seperti penyalahgunaan obat-obatan dan kebiasaan merokok, dapat diatasi dengan menjauhi zat adiktif tersebut.
Kita juga bisa mengobati ejakulasi dini dengan menggunakan obat anestesi topikal demi mengurangi sensitivitas kulit dan meringankan masalah ejakulasi dini.
Namun, jangan lupa berkonsultasi dengan dokter terkait obat yang cocok dan aman digunakan.
Disfungsi ereksi merupakan kondisi di mana penis tidak dapat memertahankan ereksi.
Itu artinya, kemungkinan individu dengan disfungsi ereksi untuk mengalami ejakulasi dini terbilang kecil, karena pada dasarnya penis mereka tidak mampu menjaga ereksi.
Pada penderita disfungsi ereksi yang mampu menghasilkan ereksi namun kesulitan mempertahankannya, ada kemungkinan mereka dapat mengalami ejakulasi dini.
Beberapa pria yang kesulitan mempertahankan ereksi mencoba berfokus pada gairah seksual mereka.
Meski efektif, memfokuskan diri pada gairah seksual bisa membuat penis berejakulasi lebih cepat daripada yang diinginkan.
Baca juga: Adakah Kaitan antara Masturbasi dan Disfungsi Ereksi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.