Sama seperti OCD, orang yang mengalami ROCD akan memiliki dua gejala khas, yakni obsesi dan kompulsi.
Obsesi adalah pikiran, gambaran, atau dorongan berulang yang menyebabkan tekanan emosional.
Dalam ROCD, pikiran yang mengganggu berkaitan dengan kualitas hubungan kita.
Baca juga: Pola Diet yang Tepat bagi Penderita OCD
Charlotin mengatakan obsesi ROCD biasanya terbagi dalam dua kategori, yaitu fokus pada hubungan dan fokus pada pasangan.
Obsesi yang berfokus pada hubungan adalah pikiran mengganggu yang menyangkut "kebenaran" hubungan.
Menurut Charlotin, mereka yang kesulitan menghadapi obsesi yang berfokus pada hubungan akan terus-menerus memiliki pertanyaan ini dalam diri:
Di sisi lain, obsesi yang berfokus pada pasangan meliputi:
Seseorang dengan ROCD akan melakukan tindakan (kompulsi) untuk mencoba mengurangi perasaan cemas dan ketidakpastian dalam hubungan mereka.
Baca juga: 11 Fakta tentang OCD, Gangguan Obsesif Kompulsif
Kompulsi dalam ROCD terbagi dua, yaitu mental compulsion dan behavioral compulsion.
Mental compulsion merupakan tindakan untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan.
Contoh kompulsi mental pada mereka yang menderita ROCD mencakup:
Sedangkan, behavioral compulsion adalah tindakan atau ritual untuk meredakan kecemasan akibat pemikiran yang mengganggu.
Ada beberapa contoh behavioralcompulsion, seperti:
ROCD dapat diobati dengan psikoterapi, obat-obatan, atau keduanya.
Baca juga: 6 Tanda Awal Kita Mengalami Gejala Penyakit OCD, Apa Saja?
Pencegahan paparan dan respons atau exposure and response prevention (ERP) dinilai sebagai terapi paling efektif untuk OCD.