KOMPAS.com - Bagi beberapa wanita, kram perut bisa terjadi sesudah siklus haid dan itu hal yang normal jika gejala yang ditimbulkan tidak terlalu berat.
"Kram sebelum dan selama menstruasi bisa normal bila terjadi dengan ringan."
Demikian kata asisten profesor kebidanan dan ginekologi di Columbia University Medical Center dan penasihat medis di Allara, Dr Beth Rackow, MD.
"Demikian pula, kram setelah haid tidak selalu serius jika dapat ditoleransi tanpa obat."
"Atau yang merespons obat yang dijual bebas seperti ibuprofen dan tylenol, maka itu tidak mengkhawatirkan," sambung dia.
Baca juga: Benarkah Minum Soda Bisa Bikin Haid Semakin Lancar?
Kendati demikian, mungkin sulit untuk mengetahui apa yang normal dari tidak normalnya kram perut setelah haid.
Untungnya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
"Tingkat keparahan gejala dan frekuensi terjadinya kram adalah kunci untuk mewaspadainya."
Demikian kata asisten profesor di departemen kebidanan dan ginekologi Johns Hopkins, Dr Khara Simpson, MD.
"Jadi, jika hal itu terjadi sepanjang waktu, mungkin sebenarnya ada sesuatu yang perlu diobati dan jika keparahan kram mengganggu aktivitas sehari-hari, mungkin ada semacam penyebab yang mendasarinya," ungkap dia.
Baca juga: 3 Gerakan Yoga yang Dapat Meringankan Nyeri Haid
Nah, seperti yang dilansir dari laman Prevention, berikut adalah beberapa penyebab kram perut setelah haid yang perlu diketahui.
Beberapa wanita mengalami sedikit rasa sakit dan kram saat ovulasi.
Menurut Mayo Clinic, ketika ovarium melepaskan sel telur dan mulai bergerak turun ke dalam rahim, artinya kita sedang berovulasi.
Rackow pun mencatat bahwa jenis kram ini biasanya terjadi tujuh hingga 10 hari setelah akhir siklus haid.
Selain itu, Simpson menjelaskan rasa sakit dengan ovulasi cenderung terjadi pada wanita yang memiliki siklus lebih pendek atau wanita yang mengalami haid setiap tiga minggu atau kurang.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.