Menurut dia, untuk mulai dapat menerima diri sendiri, kita perlu melihat sesuatu yang kita sesali secara objektif.
Lalu, kita mencoba mempertimbangkan bagaimana kita bisa menanganinya lebih baik atau berbeda. Hal ini diperlukan guna membuat kita bisa memaafkan diri sendiri.
“Terus terjebak dalam rasa bersalah tidak akan membantu kita untuk terus maju dan produktif dalam masyarakat," tegas Potter.
Lalu jika merasa sulit memaafkan diri sendiri, Potter pun menyarankan agar kita menulis surat untuk diri sendiri, seakan-akan sedang berbicara pada orang lain.
“Bayangkan seseorang yang kita sayangi melakukan hal yang sama dengan yang kita sesali, bagaimana kita akan bicara padanya? Bagaimana kita akan memaafkannya?" lanjutnya.
Baca juga: 5 Fakta Masalah Kesehatan Mental Remaja, Orangtua Wajib Tahu
Belajar dari kesalahan masa lalu bisa juga bisa membantu. Sama halnya dengan bertekad untuk mengembil keputusan berbeda jika sesuatu yang kita sesali kembali terjadi.
Misalnya, untuk mencegah adu mulut dengan pasangan, kita bisa memilih untuk mengambil kelas manajemen amarah.
Bahkan, mencoba untuk memberi atau mendonasikan sesuatu juga dapat membantu kita memaafkan diri sendiri.
"Melakukan sesuatu yang bermakna dapat membantu kita menninggalkan rasa sesal di masa lalu," kata Potter.
Cognitive reframing merupakan strategi medis menggunakan terapi perilaku kognitif.
Dalam proses ini, mereka yang mengikutinya diminta untuk menanyakan soal apa yang dipikirkan dan dirasakan pada dirinya sendiri.
Lalu, mereka diminta menguji apakah ada bukti bahwa apa yang dipikirkan itu merupakan hal yang salah.
Baca juga: Hewan Peliharaan Bisa Tingkatkan Kesehatan Mental pada Pemiliknya
Intinya, terapi ini bertujuan untuk mempertimbangkan sudut pandang lain dalam memandang suatu situasi, bukan sekadar "benar" atau "salah."
Meminta maaf terdengar mudah. Namun, kenyataannya sulit dilakukan.
Apalagi, untuk bisa mengatasi penyesalan, kita perlu meminta maaf dengan tulus dan penuh tanggung jawab, serta tanpa membuat alasan.