Pendapat tersebut pun harus dihargai, bahkan jika orang dewasa yang pada akhirnya membuat keputusan.
Baca juga: Berbagai Trauma Masa Lalu yang Berdampak pada Pola Asuh Anak
Ingatlah, dalam keluarga yang hanya memiliki sedikit ruang untuk perbedaan pendapat, biasanya anak-anaknya akan tumbuh menjadi orang dewasa yang tidak tahu siapa diri mereka.
"Ketika kita selalu diajari bagaimana dan apa yang harus dipikirkan, wajar jika kita lantas tidak tahu bagaimana melakukan hal tersebut untuk diri sendiri," sebut Kaytee Gillis.
Semua keluarga memiliki aturan dan merupakan hal yang wajar jika ada rumah yang memiliki aturan yang berbeda.
"Tetapi aturan yang tidak konsisten atau tidak sesuai dengan usia anak akan menciptakan lingkungan yang membingungkan dan kacau," ungkap Kaytee Gillis.
Anak-anak masih tumbuh dan belajar, sehingga harapan pengasuh terhadap mereka tidak boleh sama dengan harapan mereka terhadap diri mereka sendiri atau orang dewasa lainnya.
Semua anggota peduli dengan kesehatan dan kesejahteraan orang lain, tetapi dengan cara yang sesuai dengan usia mereka.
"Orangtua memberikan perawatan emosional kepada anak-anak; bukan sebaliknya," tutur Kaytee Gillis.
Baca juga: Seketat Apa Pola Asuh Anak Anggota Kerajaan Inggris
Sebisa mungkin, anggota keluarga yang lain juga berusaha memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain.
Anak-anak dalam keluarga yang sehat merasa aman untuk belajar, tumbuh, dan membuat kesalahan.
Mereka memiliki pemahaman yang sehat tentang kesalahan, dan memahami bahwa kesalahan tersebut tidak akan menantang atau mengancam keamanan atau keselamatan mereka.
"Inilah cinta tidak bersyarat," sebut Kaytee Gillis.
Anggota keluarga memahami bahwa kita semua adalah manusia yang sedang belajar dan bertumbuh.
Konflik ditangani dengan cara yang tepat dan aman, dengan orang dewasa memberi contoh cara yang tepat untuk mengelola ketidaksepakatan dan perselisihan.
Baca juga: 6 Tips Pola Asuh Anak ala Victoria Beckham
"Keluarga-keluarga ini mengeksplorasi kesalahan untuk dipahami dan diperbaiki, alih-alih mempermalukan karena kesalahan tersebut," Kaytee Gillis.