Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Kata-kata Toxic Perusak Hubungan Saat Bertengkar dengan Pasangan

Kompas.com - 01/05/2023, 13:04 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNBC

Lebih baik ganti kata-kata itu saat sedang kesal dengan kalimat yang mengungkapkan apa yang dilakukan pasangan tidak kita sukai dan jelaskan mengapa hal itu mengganggu kita.

4. "Aku membencimu"

Bahasa yang satu ini mencerminkan seseorang yang tengah dirundung emosi tetapi tidak mewakili keadaan hati yang sesungguhnya.

Kata-kata tersebut juga sering dilontarkan orang yang sedang merasa kecewa.

Meski terlihat sepele, namun dampaknya bisa merusak hubungan karena pasangan yang mendengar kalimat ini akan berpikir bahwa dia tidak pantas untuknya karena sudah dibenci.

Lebih baik luangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri sebelum mengatakan sesuatu yang tidak benar, meskipun saat itu terasa benar.

Baca juga: Jarang Disadari, 7 Perilaku Toxic Ini Berbahaya untuk Hubungan Cinta 

5. "Kamu orangtua yang buruk"

Kalimat ini seringkali dilontarkan pasangan yang sudah berumah tangga dan mempunyai anak.

Entah karena satu kesalahan atau hal sedikit, kalimat "kamu orangtua yang buruk" memiliki makna merendahkan dan menyalahkan.

Itu artinya, kalimat tersebut bisa merusak kepercayaan seseorang dalam menjalankan perannya.

6. "Kamu gila"

Bahasa yang satu ini sangat memanipulasi atau memelintir realitas dengan membuat pasangan dinilai gila dalam arti yang sebenarnya.

Alih-alih mencemooh pasangan dengan kata-kata "kamu gila" lebih baik ungkapkan saja apa yang kita tidak sukai dari pasangan.

7. Ribet

Saat kita menggunakan kata-kata ini saat marah, pasangan bisa merasa direndahkan dan merasa bersalah karena sudah merepotkan.

Bahkan hal itu bisa membuat kehadiran pasangan merasa tidak dibutuhkan dan tidak penting.

Sebagai gantinya, pilih kata-kata yang lebih adem didengar seperti "saya mengerti kamu butuh perhatian saya, tetapi saya butuh ruang".

8. "I'm done"

Kata-kata toxic yang satu ini menggambarkan pasangan yang sudah merasa lelah dan ingin segera mengakhiri hubungan.

Hal itu dapat memperburuk situasi atau dianggap benar oleh pasangan bahwa kita sudah tidak tahan dengan perilakunya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com