Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2023, 17:29 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Angin duduk (angina pectoris) adalah nyeri dada yang muncul akibat gangguan aliran darah ke jaringan otot jantung.

Nyeri dada akibat angin duduk mirip dengan nyeri dada akibat penyakit lain. Bahkan, angin duduk sering dikira sama dengan serangan jantung.

Gejala seperti dada terasa sesak, diikuti keringat dingin, pusing dan lemas cenderung dianggap sebagai serangan jantung. Padahal, kondisi ini bisa saja terjadi karena angin duduk.

Angin duduk vs serangan jantung

Angin duduk dan serangan jantung memiliki sensasi nyeri yang berbeda.

Sensasi nyeri dada akibat angin duduk terasa seperti ditekan atau diremas. Juga, nyeri dada karena angin duduk dapat menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, dan punggung.

Pada kasus serangan jantung, nyeri dada yang ditimbulkan umumnya ringan, dan belum tentu terjadi pada semua orang.

Menurut dr Lizsa Oktavyanti dari SehatQ, angin duduk merupakan gangguan yang disebabkan oleh berkurangnya pasokan darah ke otot jantung --biasanya karena penyempitan atau pengerasan pembuluh darah pada jantung.

Sedangkan, serangan jantung terjadi karena ada penyumbatan plak pada pembuluh darah jantung sehingga pasokan darah berhenti pada sebagian atau seluruh bagian jantung.

Baca juga: Gejala Awal Serangan Jantung yang Jarang Disadari

Gejala angin duduk

Gejala utama angin duduk yaitu nyeri dada yang seperti ditindih, diremas atau ditekan oleh benda berat.

Nyeri tersebut dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti leher, lengan, rahang, gigi, bahu dan punggung.

Pada wanita, terkadang nyeri dada bisa terasa seperti ditusuk benda tajam.

Beberapa gejala lain pada angin duduk mencakup:

  • Sesak napas
  • Keringat berlebihan atau keringat dingin
  • Pusing
  • Lemas
  • Mual

Terbagi menjadi dua jenis

Jika gejala lebih sering terasa saat beraktivitas dan mereda atau hilang setelah minum obat atau beristirahat, maka itu disebut angin duduk stabil.

Pada beberapa kasus, angin duduk tidak kunjung membaik meski sudah beristirahat dan minum obat. Kondisi ini dinamakan angin duduk tidak stabil.

Pertolongan pertama

Jika mengalami angin duduk, atau bertemu seseorang yang terkena serangan penyakit tersebut, ada enam langkah yang dapat dilakukan sesuai anjuran Lizsa:

  • Beristirahat
  • Melonggarkan pakaian yang dikenakan
  • Segera ke instalasi gawat darurat (IGD) untuk mendapatkan pertolongan jika rasa nyeri tidak mereda
  • Mencari atau meminta bantuan (seperti menghubungi ambulans)
  • Berikan pasokan oksigen yang cukup pada seseorang yang terserang angin duduk (jangan berkerumun)
  • Pada penderita angin duduk yang pingsan atau kesadarannya berkurang, lakukan resusitasi jantung paru (RJP) hingga bantuan datang

Baca juga: 7 Makanan Terbaik untuk Bantu Jaga Kesehatan Jantung

Pengobatan

Individu dengan gejala angin duduk tidak stabil harus segera dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit. Sebab, serangan jantung dapat terjadi jika angin duduk tak segera membaik.

Saat menderita angin duduk, lakukan konsultasi dengan dokter jantung untuk mengetahui penyebabnya.

Angin duduk paling umum terjadi akibat penyakit jantung koroner, sehingga dokter jantung akan memberikan resep mengenai obat-obatan untuk penyakit tersebut.

Dalam kasus yang parah, angin duduk dan serangan jantung tidak bisa lagi diatasi dengan obat-obatan, sehingga memerlukan beberapa metode operasi seperti:

  • Pemasangan ring jantung: untuk melancarkan aliran darah. Caranya yaitu melebarkan pembuluh darah yang mengalami penyempitan, lalu memasang alat seperti cincin di bagian tersebut agar tidak kembali menyempit.
  • Bypass jantung: bertujuan untuk mengalihkan rute aliran darah yang menyempit dengan membuat "rute" baru atau alternatif. Pembuluh darah ini dapat diambil dari bagian tubuh lain.

Langkah pencegahan

Angin duduk dapat dicegah melalui gaya hidup sehat, yang terdiri dari:

  • Berolahraga rutin (bersepeda, berjalan kaki, berenang)
  • Mengonsumsi makanan sehat untuk jantung (sayuran, buah-buahan, tuna, minyak zaitun)
  • Menghindari makanan tinggi garam dan lemak jenuh (santan, gorengan, keju, mentega)
  • Menjaga berat badan
  • Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

Baca juga: Kerokan Bukan Penyebab Angin Duduk, Ini Penjelasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com