Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Rempah-rempah untuk Bantu Turunkan Tekanan Darah Tinggi

Kompas.com - 31/08/2023, 12:00 WIB
Putri Aulia,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi merupakan kondisi di mana tekanan darah dalam tubuh meningkat melebihi batas normal.

Kondisi ini bisa terjadi jika salah satu atau lebih dari tiga hal ini terpenuhi:

  1. Angka tekanan sistolik (angka atas) lebih dari 130 mmHg.
  2. Angka tekanan diastolik (angka bawah) lebih dari 80 mmHg.
  3. Kedua angka sistolik dan diastolik berada di atas batas ini.

Kita bisa mengatasi tekanan darah tinggi dengan bantuan obat-obatan seperti penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE) atau penghambat saluran kalsium.

Meski begitu, perubahan dalam gaya hidup dan pola makan juga bisa menurunkan tekanan darah serta mengurangi risiko penyakit jantung.

Tak hanya itu, penelitian juga menunjukkan, ada beberapa jenis herbal dan rempah-rempah yang memiliki kemampuan untuk menurunkan tekanan darah.

Meskipun demikian, penting untuk berbicara terlebih dahulu dengan penyedia layanan kesehatan sebelum mengonsumsi herbal ini.

Hal ini dilakukan agar kita mendapatkan informasi yang tepat dan aman mengenai penggunaan herbal tersebut.

Baca juga: 6 Gaya Hidup Ini Bisa Bantu Turunkan Tekanan Darah Tinggi Secara Alami

Basil

Basil adalah ramuan beraroma khas yang dikenal sebagai obat alternatif karena kaya akan senyawa-senyawa bermanfaat.

Salah satu senyawa yang tinggi dalam basil adalah eugenol.

Penelitian mengaitkan senyawa antioksidan alami ini dengan berbagai manfaat kesehatan, termasuk potensi dalam menurunkan tekanan darah.

Eugenol dapat membantu mengurangi tekanan darah dengan cara menghambat saluran kalsium secara alami.

Fungsi penghambat saluran kalsium adalah untuk mencegah pergerakan kalsium ke dalam jantung dan dinding arteri. Ini memungkinkan pembuluh darah untuk "bersantai" dan melebar.

Penelitian pada hewan menunjukkan, ekstrak basil dapat memberikan efek positif pada pembuluh darah dengan merileksasikannya dan mengencerkan darah.

Dampak ini pada akhirnya dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Meski demikian, masih diperlukan lebih banyak penelitian ilmiah untuk mengungkap apakah basil juga dapat membantu menurunkan tekanan darah pada manusia.

 

Peterseli

Tanaman parsley atau peterseliPixabay/ArtActiveArt Tanaman parsley atau peterseli

Peterseli mengandung vitamin C dan karotenoid yang memiliki potensi untuk menurunkan tekanan darah.

Beberapa penelitian telah menunjukkan, antioksidan karotenoid dapat membantu mengurangi tekanan darah serta kolesterol jahat.

Kedua faktor tersebut merupakan penyebab risiko penyakit jantung.

Baca juga: Kaitan antara Cuka Apel dan Penurunan Tekanan Darah

Hasil penelitian pada hewan menunjukkan, peterseli memiliki potensi untuk menurunkan tekanan darah, baik tekanan sistolik maupun diastolik.

Ini kemungkinan karena peterseli memiliki efek serupa dengan penghambat saluran kalsium yang berfungsi mengendurkan dan memperlebar pembuluh darah.

Namun, penelitian mengenai hubungan antara peterseli dan tekanan darah pada manusia masih terbatas.

Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak penelitian lebih lanjut di bidang ini untuk lebih memahami efek peterseli terhadap tekanan darah manusia.

 

Biji seledri

sayuran seledrijackmac34 sayuran seledri

Biji seledri mengandung banyak nutrisi penting seperti zat besi, magnesium, mangan, kalsium, dan serat.

Salah satu penelitian pada tikus telah menginvestigasi dampak ekstrak biji seledri terhadap tekanan darah.

Hasil studi ini menunjukkan ekstrak biji seledri mampu mengurangi tekanan darah pada tikus yang sebelumnya telah memiliki tekanan darah tinggi.

Namun, efek serupa tidak ditemukan pada tikus yang tekanan darahnya normal.

Baca juga: 5 Minuman untuk Menaikkan Tekanan Darah Rendah

Para peneliti berpendapat, senyawa yang ada dalam ekstrak biji seledri dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan bekerja sebagai penghambat saluran kalsium alami.

Tak hanya itu, biji seledri juga menjadi sumber serat makanan yang baik. Ini telah terbukti terkait dengan penurunan tekanan darah.

Walaupun demikian, penelitian mengenai hubungan antara biji seledri dan tekanan darah masih terbatas.

Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak penelitian pada manusia untuk menggali lebih dalam mengenai hal ini.

Baca juga: 6 Ciri Tekanan Darah Tinggi yang Perlu Diwaspadai

Bawang putih

Ilustrasi memotong bawang putih, mengiris bawang putih. SHUTTERSTOCK/NUNGNING20 Ilustrasi memotong bawang putih, mengiris bawang putih.

Bawang putih mengandung senyawa sulfur, seperti allicin yang dapat membantu meningkatkan aliran darah dan mengendurkan pembuluh darah.

Secara kolektif, faktor-faktor ini dapat membantu menurunkan tekanan darah

Sebuah penelitian selama 24 minggu pada 30 orang menemukan, 600-1.500 mg ekstrak bawang putih sama efektifnya dalam menurunkan tekanan darah seperti obat Atenolol.

Ada pula penelitian terhadap 12 penelitian pada lebih dari 550 orang dengan tekanan darah tinggi menemukan, mengonsumsi bawang putih dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan rata-rata 8,3 mmHg dan 5,5 mmHg.

Timi

Timi memiliki aroma khas yang penuh dengan senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satunya seperti asam rosmarinic.

Penelitian telah mengaitkan senyawa ini dengan sejumlah manfaat, termasuk kemampuannya dalam mengurangi peradangan, mengontrol kadar gula darah, serta meningkatkan aliran darah.

Baca juga: Hubungan antara Tekanan Darah dan Risiko Kambuhnya Vertigo

Tidak hanya itu, asam rosmarinic juga memiliki potensi untuk menurunkan tekanan darah.

Dalam penelitian pada hewan, konsumsi asam rosmarinic terbukti secara signifikan mengurangi tekanan darah sistolik melalui penghambatan enzim pengubah angiotensin (ACE).

Enzim ACE adalah faktor yang mempersempit pembuluh darah dan menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Oleh karena itu, penghambatan enzim ini dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Studi pada hewan juga menunjukkan, mengonsumsi ekstrak timi dapat mengurangi risiko faktor penyakit jantung seperti kolesterol total, kolesterol jahat, trigliserida, dan tekanan darah.

Meskipun demikian, penelitian mengenai hubungan antara timi dan tekanan darah pada manusia masih terbatas.

Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak penelitian pada manusia untuk memahami lebih lanjut efek timi terhadap tekanan darah.

 

Kayu manis

Ilustrasi kayu manis, kayu manis bubuk. SHUTTERSTOCK/YETI STUDIO Ilustrasi kayu manis, kayu manis bubuk.
Kayu manis merupakan rempah aromatik yang diperoleh dari kulit dalam pohon dari keluarga Cinnamomum yang sejak lama digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai cara mengatasi masalah jantung, termasuk tekanan darah tinggi.

Meskipun cara pasti kayu manis menurunkan tekanan darah belum sepenuhnya dipahami, penelitian pada hewan menunjukkan, kayu manis mungkin berperan dalam melebarkan dan merilekskan pembuluh darah.

Sebuah tinjauan yang melibatkan sembilan penelitian dengan total 641 peserta menunjukkan, mengonsumsi kayu manis dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik rata-rata sekitar 6,2 mmHg dan 3,9 mmHg.

Baca juga: 5 Jenis Tekanan Darah Tinggi yang Perlu Diwaspadai

Efek ini ternyata lebih signifikan ketika kayu manis dikonsumsi secara rutin selama 12 minggu.

Pada tambahan tinjauan yang melibatkan tiga penelitian dengan 139 peserta diabetes tipe 2, ditemukan, mengonsumsi 500-2.400 mg kayu manis setiap hari selama 12 minggu dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik rata-rata masing-masing sebesar 5,39 mmHg dan 2,6 mmHg.

 

Jahe

Ilustrasi SHUTTERSTOCK/ Miriam Doerr Martin Frommherz Ilustrasi
Sejak zaman dahulu, jahe digunakan untuk mendukung kesehatan jantung, termasuk memperbaiki sirkulasi darah, mengatur kadar kolesterol, dan menstabilkan tekanan darah.

Berdasarkan penelitian pada manusia dan hewan, diketahui bahwa mengonsumsi jahe bisa membantu menurunkan tekanan darah melalui beberapa mekanisme.

Jahe berperan sebagai penghambat saluran kalsium alami serta penghambat ACE alami yang pada dasarnya adalah efek yang serupa dengan obat-obatan tekanan darah.

Sebuah studi yang melibatkan lebih dari 4.000 orang menunjukkan, orang yang mengonsumsi jumlah jahe tertinggi, yaitu sekitar 2-4 gram per hari, memiliki risiko terendah mengalami tekanan darah tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com