Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/09/2023, 06:00 WIB
Putri Aulia,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Healthline

Sebagian besar infeksi yang disebabkan oleh konsumsi makanan laut terjadi karena penanganan atau penyimpanan yang kurang tepat.

Jika kita memilih untuk mengonsumsi salmon mentah, pastikan bahwa salmon tersebut telah dibekukan pada suhu yang sangat rendah, yaitu -35 celsius. Suhu ini dapat membunuh semua parasit yang ada dalam salmon.

Namun, perlu diingat, pembekuan tidak akan menghilangkan semua patogen dan kebanyakan lemari es rumah tangga tidak mampu mencapai suhu serendah itu.

Ketika membeli salmon mentah atau memesan hidangan yang mengandung salmon, pastikan untuk memeriksanya dengan seksama.

Salmon yang telah dibekukan dan dicairkan dengan benar akan memiliki tekstur yang keras dan lembap, tanpa tanda-tanda memar, perubahan warna, atau bau yang tidak sedap.

Jika berencana untuk menyiapkan salmon mentah di dapur sendiri, pastikan untuk menjaga kebersihan permukaan, pisau, dan peralatan makan.

Selain itu, simpan salmon di dalam lemari es hingga saat disajikan untuk mencegah kontaminasi bakteri.

Terakhir, jika makan salmon mentah atau jenis ikan lainnya dan merasa ada sensasi geli di mulut atau tenggorokan, ini bisa disebabkan oleh parasit yang masih hidup di dalam mulut.

Langkah yang tepat adalah segera muntahkan.

Baca juga: 7 Khasiat Makan Ikan Salmon untuk Kesehatan, Apa Saja?

Siapa yang tidak boleh makan ikan mentah

Beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi tertular infeksi bawaan makanan yang serius dan tidak boleh makan salmon mentah atau jenis makanan laut mentah lainnya.

Pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, penyakit bawaan makanan dapat menyebabkan gejala yang parah, rawat inap, atau bahkan kematian.

Berikut orang-orang yang tidak boleh makan ikan mentah

  • Wanita hamil
  • Anak-anak
  • Orang dewasa yang lebih tua
  • Siapa pun dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti mereka yang menderita kanker, penyakit hati, HIV/AIDS, transplantasi organ, atau diabetes

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com