Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan 107 Tahun Ajari Cara Mencapai Umur Panjang dan Tetap Bahagia

Kompas.com - 22/09/2023, 09:17 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Budaya hidup di Amerika Serikat mendorong orang untuk bermimpi besar, tampil beda, dan meraih bintang.

Hal ini dapat membuat kehidupan sehari-hari terasa mengecewakan, atau bahkan seperti sebuah kegagalan, bagi sebagian orang.

Namun semua mimpi besar dan kekecewaan yang mengikuti tak lebih dari sekadar "omong kosong" bagi seorang Shirley Hodes, perempuan dari North Carolina, yang merayakan ulang tahunnya yang ke-107 awal bulan ini.

"Tidak semua orang bisa mewujudkan mimpinya," kata Hodes kepada CNBC Make It.

Baca juga: Wanita 104 Tahun Masih Renang Setiap Hari, Diungkap 6 Rahasia Bugarnya

"Jika kamu ingin bahagia dalam hidup, terutama seiring bertambahnya usia, kamu harus melihat hal-hal lain selain mimpi," kata dia.

Filosofi tersebut tidak harus terasa keras. Sebaliknya, hal ini dapat berarti kita harus mengarahkan diri untuk menemukan kegembiraan dalam hal-hal kecil.

Bergembira untuk hal-hal yang ada dalam jangkauan, dan dapat kita kendalikan, sambil terus menjaga apa yang telah kita miliki. 

"Kamu harus puas dengan dirimu sendiri, dan apa yang bisa kamu harapkan dari sendiri. Temukanlah hal-hal yang memuaskan," kata Hodes.

Namun demikin, menumbuhkan pola pikir kebahagiaan seperti ini membutuhkan usaha. Setidaknya itulah yang dialami Hodes.

Baca juga: Orel Borgesca, Perempuan 103 Tahun yang Rasakan 2 Kali Pandemi Global

Meski begitu, dia meyakini setiap usaha akan membuahkan hasil. Salah satunya adalah bagaimana kita menjaga hidup yang positif, yang terkait dengan harapan hidup lebih lama dan lebih sehat.

Berikut ini adalah tips terbaik dari seorang Shirley Hodes untuk hidup tetap bahagia seiring bertambahnya usia.

 

  • Selalu memandang diri beruntung

Shirley Hodes menggunakan pena dan tinta untuk menghitung usianya berdasarkan tahun lahirnya.VIA CNBC/ Trudy Galynker Shirley Hodes menggunakan pena dan tinta untuk menghitung usianya berdasarkan tahun lahirnya.

Hodes adalah seorang wanita bertubuh kecil yang kian melemah, seiring bertambahnya usia.  Ada banyak kekurangan pada fisiknya.

Suatu ketika, matanya berbinar-binar penuh rasa ingin tahu. Ya, berkat alat bantu dengar, dia bisa bercakap-cakap dengan penghuni panti jompo di mana dia tinggal.

Beberapa di antara kawan-kawannya itu berusia 20 tahun lebih muda darinya, namun tidak memiliki energi sebesar Hodes.

Sebagian dari pola pikir yang dijalani Hodes adalah mengharuskannya untuk tidak terlalu fokus pada apa yang dimiliki orang lain.

Lalu, dia harus lebih fokus pada aspek-aspek kehidupan yang ia syukuri.

Hal ini mencegah dari rasa cemburu atau dendam, kata Hodes.

"Kamu harus mengevaluasi apa yang kamu miliki, dan betapa istimewanya hal itu, dan betapa beruntungnya kamu."

Hal-hal kecil semacam itu bisa membuat kita merasa senang setiap hari.

Baca juga: Cinta Tak Kenal Usia, Kakek 100 Tahun Nikahi Nenek 103 Tahun...

Mendengarkan buku dari kaset, berjalan-jalan santai, film-film lama di televisi, satu sendok es krim setelah makan malam.

Lalu, yang paling penting adalah keberadaan keluarganya. 

Hodes masih mengobrol di telepon dengan satu saudara perempuannya yang masih hidup, Ruth Sweedler yang berusia 103 tahun.

Juga dengan putrinya, yang berkunjung beberapa kali dalam seminggu. Foto-foto cucu dan cicitnya tersebut terpampang di dinding kamar Hodes.

Sebagai anak ketujuh dari delapan bersaudara dalam keluarga imigran kelas pekerja yang tinggal di apartemen sewaan yang penuh sesak, Hodes tidak mendapatkan banyak hal yang ia inginkan, termasuk kesempatan untuk kuliah.

Selepas sekolah menengah atas, dia harus bekerja. Memang, dia tidak bisa menjadi jurnalis atau guru, tetapi dia bekerja di sekolah selama 20 tahun, yang cukup untuk memenuhi syarat mendapatkan uang pensiun.

Ia tidak bisa mendapatkan gelar BA, tetapi ia bisa mengaudit kelas sebagai pensiunan dan mendapatkan penghargaan dari profesornya.

Hodes mengaku, dia, suami dan anak-anaknya memiliki cukup uang untuk hidup dengan baik.

Baca juga: Julia Hawkins, Nenek 103 Tahun yang Masih Juarai Lomba Lari 100 Meter

Lebih dari itu, Hodes merasa memiliki "hal-hal yang penting dalam hidup". Salah satunya adalah hubungan yang kuat dengan sekitar, dan ulang tahun yang lebih banyak daripada kebanyakan orang lain.

"Saya tidak berharap kehidupan yang luar biasa ini akan bertahan lebih lama lagi," kata Hodes.

"Saya berada di ujung tanduk sekarang. Apa yang akan terjadi biarlah terjadi. Yang penting adalah menikmatinya dan menghargainya," sambung dia.

  • Membingkai ulang pikiran negatif

Kakak beradik Shirley Hodes dan Ruth Sweedler, sekitar tahun 1923COURTESY Shirley Hodes Kakak beradik Shirley Hodes dan Ruth Sweedler, sekitar tahun 1923

"Beberapa orang hanya berkonsentrasi pada apa yang tidak sesuai dengan keinginan mereka," kata Hodes.

"Sangat buruk untuk hidup seperti itu. Kamu harus berkonsentrasi pada hal yang positif," tegas dia.

Ketika Hodes mendapati dirinya berada di jalur mental yang tidak produktif, dia mengarahkan kembali pikirannya, seperti GPS internal.

Dia mengingatkan dirinya sendiri bahwa setiap orang memiliki hal-hal yang tidak berjalan dengan baik, dan bahwa yang penting adalah ketahanan - mampu menyesuaikan pikiran dan impian kita.

Baca juga: Aneh tapi Nyata, Rambut Wanita Berusia 104 Tahun Ini Tidak Beruban

Tokoh-tokoh seperti mantan Presiden Barack Obama dan biksu Jay Shetty merekomendasikan untuk tetap optimistis dengan berbicara kembali kepada suara yang tidak puas atau iri di kepala kita.

Bagi Shetty, kepositifan membutuhkan perlawanan terhadap dorongan untuk membandingkan, mengeluh, dan mengkritik.

Semua hal itu disebut Shetty sebagai "kanker pikiran", yang dia tuangkan dalam bukunya yang terbit tahun 2020 "Think Like a Monk."

Alih-alih berfokus pada rasa frustasinya, Obama mengingatkan dirinya sendiri bahwa situasinya selalu bisa lebih buruk. Demikian penuturan Obama kepada komedian Hasan Minhaj baru-baru ini.

"Saya mencoba untuk menjaga perspektif," kata Obama.

Hal ini membantu Obama menumbuhkan rasa syukur atas apa yang dia miliki dan menghindari diri dari hal-hal negatif tentang apa yang tidak dia miliki.

Pendekatan serupa pula yang ternyata telah berhasil bagi Hodes selama beberapa dekade.

Baca juga: Diet Coke Sekaleng Sehari, Ramuan Panjang Umur Nenek Usia 104 Tahun

"Kebanyakan orang memiliki kekecewaan, tetapi saya memiliki banyak hal yang patut disyukuri," kata dia.

"Saya tahu saya akan mati, tetapi saya menyadari betapa beruntungnya saya, bahwa saya telah mendapatkan yang terbaik, dan yang terbaik."

"Ketika saya memikirkan hidup saya dan keajaiban di dalamnya, saya sangat bersyukur," cetus Hodes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com