KOMPAS.com - Jeong adalah sebuah konsep yang telah menjadi bagian dari budaya dan masyarakat Korea selama lebih dari 2.000 tahun.
Diartikan sebagai perasaan keterikatan yang mendalam, dan bisa terjadi antara siapa pun serta apa pun, termasuk objek maupun tempat.
"Berdasarkan pola pikir bahwa kita semua mempunyai tanggung jawab sosial kolektif, jeong terutama berkembang melalui pengalaman bersama," terang Dr. Jihee Cho, psikolog di New York yang berdarah Korea Selatan.
Baca juga: 10 Kebiasaan Harian yang Dilakukan Pasangan Bahagia
Saat kita memiliki perasaan jeong terhadap seseorang, ada perasaan ingin melindungi dan membantu mereka.
Konsep tersebut sebenarnya mudah diterapkan untuk membangun pribadi yang lebih bahagia dalam menjalani hidup.
Sayangnya, kita sering kali terjebak rutinitas sehingga gagal menciptakan jeong yang terdiri dari cinta dan koneksi ini.
Baca juga: Perempuan 107 Tahun Ajari Cara Mencapai Umur Panjang dan Tetap Bahagia
Dr. Choo mengatakan ada sejumlah perilaku harian yang bisa dilakukan untuk mempraktikkan jeong agar hidup lebih bahagia.
Atur pertemuan bulanan, mingguan, atau bahkan harian dengan keluarga dan teman di agenda pribadi kita.
Prioritaskan untuk menikmati waktu bersama, baik itu dengan makan santai, mengobrol lebih dalam, atau sekadar berjalan-jalan.
Baca juga: 5 Ide Hadiah Romantis untuk Love Language Quality Time
"Waktu berkualitas secara tatap muka memupuk hubungan dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh komunikasi digital," terang Dr. Choo.
Cara ini memungkinkan kita untuk terhubung kembali, berbagi pengalaman, saling mendukung, dan menumbuhkan rasa memiliki.
Bersikap murah hati dengan tak ragu memberikan bantuan kepada orang lain di sekitar kita bisa sangat bermanfaat untuk diri sendiri.
Lakukan secara cuma-cuma dan tulus lalu rasakan hasilnya.
Baca juga: 11 Etiket yang Bikin Kita Hidup Rukun dengan Tetangga
Ajak orang-orang di sekitar untuk menikmati momen yang bisa jadi kenangan yang menyenangkan.
Contohnya mengadakan acara kumpul-kumpul sederhana yang mengharuskan para undangan membawa menu makanan sesuai tradisinya.
Bisa juga dengan belajar bahasa baru atau nonton konser musik yang disukai dengan teman.
Bangun hubungan yang hangat dengan orang-orang di sekitar kita seperti tetangga atau teman kantor.
Berbagi makanan atau memberikan kado bisa jadi cara yang efektif.
Baca juga: Simak, Rahasia Komunitas Zona Biru untuk Turunkan Berat Badan
Bisa juga bergabung dengan komunitas lokal sesuai minat kita termasuk paduan suara gereja, grup bersepeda, dll.
Jangan ragu untuk berbagi pemikiran, emosi, dan pengalaman meskipun itu membuat kita merasa rentan atau tidak yakin.
Baca juga: 12 Rutinitas Pagi agar Hidup Terasa Lebih Bahagia Tanpa Keluhan
Ketika melepaskan rasa takut itu, kita menciptakan peluang untuk pemahaman yang lebih baik tentang diri kita sendiri dan orang lain.
Jeong menekankan pentingnya memberikan perhatian dan hadir sepenuhnya pada momen saat ini.
Cara sederhana untuk melakukannya adalah dengan mengesampingkan gangguan dan secara aktif mendengarkan apa yang orang lain katakan.
Cobalah ngobrol lebih jauh dengan teman, jangan hanya sekadar basa-basi.
Mungkin saja itu bisa membantu mereka berbagi lebih jauh dan memberikan manfaat positif bagi kedua belah pihak.
Baca juga: Cara Menerapkan Slow Living di Keseharian Tanpa Perlu Jadi Orang Kaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.