Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Fenomena Gunakan Barang Mewah, Kebutuhan atau Gengsi?

Kompas.com - 31/10/2023, 13:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Korea Selatan, Negara Pembelian Barang Mewah Tertinggi

Menurut penelitian Morgan Stanley dalam Korea Times, pengeluaran masyarakat Korea Selatan untuk barang-barang mewah meningkat sebesar 24 persen pada tahun 2022 ($16,8 miliar).

Angka ini menjadikannya sebagai negara dengan pembeli barang-barang mewah terbesar. Bahkan, setiap orang mampu mengeluarkan rata-rata 325 dolar hanya untuk membeli barang-barang tersebut.

Tak jarang, masyarakat negeri ginseng tersebut rela mengantre hingga menginap (open run) di depan toko-toko mewah saat mereka mengeluarkan barang edisi terbaru atau terbatas. Lebih parahnya lagi, beberapa dari mereka juga rela kekurangan gizi dengan hanya mengonsumsi makanan instan dari minimarket.

Faktor yang melatarbelakanginya pun beragam. Namun, ada tiga faktor utama yang menyebabkan fenomena ini. Pertama, barang mewah sering dikaitkan dengan status sosial masyarakat Korea. Bagi mereka, barang mewah dapat merepresentasikan kekayaan dan kesuksesan.

Baca juga: Bagaimana Memaksimalkan Potensi Gen Z?

Kedua, masyarakat Korea memiliki kecintaan yang tinggi terhadap dunia fesyen. Ditambah lagi, ada pengaruh besar dari idol K-Pop. Terakhir, yaitu FOMO atau takut tertinggal hingga merasa tertekan jika mereka tak mengenakan barang mewah tersebut.

Lantas, bagaimana pendapat Kukuh dan Dwik terkait fenomena pembelian barang mewah demi memenuhi tuntutan gaya hidup?

Dengarkan perbincangan lengkapnya hanya melalui siniar Balada +62 episode “EMANG HARUS PAKE M*CBO*K DAN IP**NE BIAR KEREN?!” di YouTube, TipTip, dan Noice.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com