Namun langkah utama adalah mengakui masalahnya agar menyadari pentingnya menangani tingkah anaknya.
Berikut sejumlah cara yang direkomendasikan Roberto:
Uraikan perilaku apa yang dapat diterima dan apa yang tidak saat anak yang sudah dewasa menunjukkan kecenderungan kekerasan.
“Ini tentang mengkomunikasikan dengan jelas batasan mengenai apa yang diperbolehkan dalam rumah tangga dan menindaklanjuti konsekuensinya,” kata Roberto.
Ajari buah hati tentang cara-cara sehat untuk mengekspresikan emosi “besar” dan, khususnya pada anak laki-laki untuk mengenali maskulinitas yang sehat.
Baca juga: 5 Tips Mengajarkan Anak Laki-laki Mengekspresikan Emosinya
Jika perilaku kekerasan anak semakin meningkat sehingga mengancam keluarga dan membahayakan orang lain, orangtua perlu mencari bantuan profesional.
Terlebih jika ada kaitan masalah kesehatan mental, penyalahgunaan zat atau gangguan emosional.
Baca juga: Kenali, 8 Tanda Anak Remaja Berpotensi Jadi Pelaku Kekerasan
Orangtua perlu mendapatkan dukungan untuk anak maupun diri mereka sendiri.
“Orangtua berkata kepada diri mereka sendiri: 'Saya pasti menjadi orang tua yang buruk.' 'Saya melakukan ini dengan tidak benar.' 'Jika saya berbeda, mereka tidak akan menyakiti saya atau marah,'” kata Roberto.
Pikiran buruk ini membuat orangtua membutuhkan tempat yang aman untuk bicara dan mencurahkan hatinya agar bisa mengambil sikap yang tepat.
Anak yang sudah dewasa dan cenderung melakukan kekerasan bisa membahayakan orangtua dan sekitarnya.
Jika dibutuhkan, jangan ragu untuk menghubungi polisi untuk mencegah hal buruk.
“Itu sangat sulit bagi orangtua. Namun terkadang itulah hal terbaik yang bisa dilakukan,” kata Roberto.
Baca juga: Pelaku Bullying di Bawah Umur Berpotensi Lakukan Kekerasan Saat Dewasa