"Sanitasi buruk membawa konsekuensi yang mengakibatkan malabsorpsi, gizi buruk, hingga defisiensi mikronutrien pada lingkungan yang tidak mendukung," katanya seperti dikutip dari Tbsnews.
Baca juga: Percepatan Perbaikan Gizi Jadi Fokus Penurunan Stunting
Berdasarkan penelitian itu, ditemukan adanya hubungan sebab akibat antara komponen kuman yang ada di usus kecil anak-anak.
Anak-anak yang terpapar sanitasi buruk dalam jangka panjang menghadapi risiko tinggi untuk mengalami hambatan dalam pertumbuhannya.
Dengan kata lain, nutrisi yang tidak mencukupi, dikombinasikan dengan infeksi berulang, dapat memicu keterlambatan dalam pertumbuhan fisik dan mental.
Bahkan tak cuma risiko stunting, tetapi dampak sanitasi buruk juga meningkatkan risiko anemia dan kekurangan zat besi pada anak-anak sampai memicu perkembangkan penyakit tidak menular di kemudian hari.
Dalam mencegah dan menanggulangi masalah ini, para ahli pun mengimbau untuk lebih fokus pada praktik sanitasi yang baik.
Seperti memperbaiki sanitasi dan kecukupan air bersih di dalam lingkup rumah tangga, mengurangi kontaminasi feses pada makanan dan air, membatasi paparan terhadap unggas dan hewan lainnya, hingga memastikan pemberian ASI yang berkualitas pada anak-anak.
Baca juga: BKKBN: Pencegahan Stunting Upaya Tingkatkan Rata-rata IQ Penduduk Indonesia