Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Percepatan Perbaikan Gizi Jadi Fokus Penurunan Stunting

Kompas.com - 27/10/2023, 08:09 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Intervensi gizi untuk anak, ibu hamil dan menyusui, menjadi fokus untuk menurunkan angka stunting menjadi 14 persen di tahun 2024.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang pada anak akibat kurang gizi kronis. Salah satu tanda dari stunting yang kasatmata ialah tubuh anak yang pendek.

Namun, risiko terbesar akibat stunting antara lain tumbuh kembang otak anak yang terhambat.

Anak yang stunting juga rentan terhadap berbagai penyakit saat dewasa, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, hingga berisiko mengalami disabilitas. Kondisi ini dapat memengaruhi produktivitas individu saat dewasa.

Stunting dapat dicegah dengan memastikan kesehatan calon ibu dan janin, serta memastikan anak mendapat asupan gizi seimbang di 1.000 hari pertama kehidupan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, penanganan stunting bahkan harus dimulai sejak ibu sebelum hamil, pada saat hamil, dan setelah melahirkan.

Baca juga: 3 Manfaat Makan Ikan untuk Bayi, Protein Hewani buat Bikin MPASI

Sementara itu, kesehatan dan gizi bayi juga harus dipantau sampai usia 3 tahun.

"Ketika berat badan balita tidak naik harus diintervensi dengan memberi makanan tinggi protein hewani seperti telur, ikan, dan ayam," katanya.

Jenis ikan yang bergizi tinggi juga tidak selalu mahal. Ikan kembung dan ikan lele juga mengandung asam lemak omega-3 dan 6 yang tinggi. 

Edukasi gizi dengan makanan lokal yang dilakukan dalam program Gerakan Anak Sehat bersama Kolaborasi Inklusif Pengusaha Indonesia Atasi Stunting APINDO.Dok Gerakan GAS Edukasi gizi dengan makanan lokal yang dilakukan dalam program Gerakan Anak Sehat bersama Kolaborasi Inklusif Pengusaha Indonesia Atasi Stunting APINDO.

Keterlibatan berbagai pihak

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka stunting, termasuk mengajak keterlibatan aktif berbagai pihak, termasuk pengusaha, lembaga swadaya masyarakat, dan perguruan tinggi.

Scaling Up Nutrition Business Network (SBN) Indonesia, bersama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia, dan beberapa perguruan tinggi, menggagas program Gerakan Anak Sehat (GAS).

Dalam program terbarunya, GAS dan Kolaborasi Inklusif Pengusaha Indonesia Atasi Stunting APINDO, melakukan program prevensi dan intervensi pangan kepada 3.600 peserta yang terdiri dari ibu hamil dan ibu menyusui, serta bayi.

Program ini dilakukan di tiga lokasi yaitu Kabupaten Bogor, Kota Serang, dan Kabupaten Purbalingga.

Dijelaskan oleh Koordinator SBN, Axton Salim, terkait pemenuhan gizi, ada tiga prioritas SBN Indonesia, yaitu intervensi dan edukasi gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan dan remaja, gizi seimbang, serta sanitasi dan higienitas.

"Prevensi dilakukan dengan memberi edukasi pada remaja, ibu hamil dan menyusui. Sedangkan upaya prevensi dengan pemberian makanan bergizi sesuai pedoman dari Kemenkes," katanya.

Baca juga: Wapres Ungkap Pekerjaan Rumah untuk Tekan Angka Stunting

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com