KOMPAS.com - Perayaan Natal dan Tahun Baru biasanya diwarnai dengan acara tukar kado.
Momen ini sering kali menyenangkan karena sensasi surprise yang kita rasakan dari kado yang diterima dari keluarga, sahabat atau kolega di kantor.
Namun tak jarang, muncul rasa kecewa karena kado yang kita terima tidak sesuai dengan keinginan, tidak bermanfaat atau benar-benar buruk.
Apalagi jika kita sudah benar-benar meluangkan waktu, tenaga dan dana untuk memberikan kado terbaik pada orang lain.
Baca juga: Lupa Buka Kado Natal Berupa Lotre, Wanita Ini Menangi Jackpot Rp 2,2 Miliar Saat Menukarnya
Dalam situasi ini, Diane Gottsman, pakar etiket dan pendiri Protocol School of Texas, berpendapat, sebagai orang dewasa, kita memiliki tanggung jawab untuk menerima hadiah dengan anggun dan berkelas.
Jadi jangan memasang wajah cemberut, kesal atau ekspresi kekesalan lainnya.
“Anda berterima kasih kepada mereka atas usahanya. Anda tidak berterima kasih kepada mereka atas hadiahnya,” katanya.
“Hadiah itu nomor dua. Yang terpenting adalah pemikiran, usaha, dan cinta.”
Jika menerima kado yang tidak disukai, kita tetap harus tersenyum dan mengucapkan terima kasih, sebagai etika dasar.
Namun ada kalanya, kita harus mengatakan hal lainnya.
“Itu tergantung hubunganmu dengan orang itu. Itu tergantung temperamen mereka,” kata Gottsman.
“Anda harus membaca situasi.”
Baca juga: 5 Rekomendasi Kado Natal buat Kamu yang Masih Bingung Menentukan
Bagi seseorang yang tidak kita kenal dengan baik, ucapan “terima kasih” yang tulus saja sudah cukup.
Sebaliknya, kita bisa bicara cukup terbuka apabila seseorang yang kita kenal baik telah memberikan kado yang salah.
Mungkin tidak ada salahnya menanyakan opsi retur atau menukar barangnya agar lebih cocok untuk kita.