Mulai dari pertimbangan memilih material yang tepat, mencari inspirasi dari tema yang sesuai hingga membuat pola ideal dengan ukuran kasurnya.
Baginya, kolaborasi ini tidak selalu mudah karena harus memperhitungkan banyak faktor demi mengutamakan keindahan dan kenyamanan.
"Biasanya saya mendesain baju tapi kini harus dipikirkan detail untuk menuangkan ide ke kasur yang besar ya. Saya harus memikirkan pattern yang dibuat dari mesin berukuran 140 cm, di gaun penganti (fesyen) mana ada mesin sebesar itu."
"Belum lagi kasur ini kan harus dipastikan higienitasnya. Usai dibordir, matrasnya tidak boleh kotor, diprotect sekali dengan cleansing UV dan sebagainya, cukup menantang tapi menyenangkan," kata Hian Tjen kepada Kompas.com.
Dua kasur bermatras sentuhan Hian Tjen yang pertama disebut Galene dengan ukuran 180 X 218 cm.
Tempat tidur ini dibuat dengan keterampilan pengolahan kayu yang cakap, berdesain kerangka kasur yang simpel, dengan detail-detail unik, sehingga membuat kerangka menjadi lebih elegan dan timeless (tak lekang oleh waktu).
Secara khusus, koleksi Galene ini dihiasi motir bordir ikan koi yang dirancang Hian Tjen.
"Kasur Galene ini jika diperhatikan detail ada pattern monogram berupa motif HT (Hian Tjen) kecil-kecil yang dituangkan," jelas Hian Tjen.
Kemudian kasur kedua diberi nama Halcyon (180 X 220 cm) yang memiliki arti periode waktu yang mengingatkan pada kesan bahagia dan damai.
Halcyon memiliki konstruksi modern dan elegan, dilengkapi dengan attachable pillow headboard dan foam berteknologi terbaru.
"Desain ombak yang melambangkan ketenangan, saya memastikan setiap bordirnya menggunakan material lembut yang tidak mengganggu saat kita tertidur, karena biasanya bordir itu kan menonjol atau bahkan kasar, ya. Ini juga salah satu tantangan untuk membuat motif yang nyaman," lanjutnya.
Di acara perilisannya, dua koleksi tersebut dihadirkan dalam pameran instalasi 2 kotak besar berukuran 8 x 6 meter berwarna silver, terdapat bulatan besar di sisi bagian depan dan belakang kotak, sebagai pintu masuk dan keluar.
Pengunjung yang datang bakal dibawa ke dalam imajinasi kreatif antara Hian Tjen dan Lady Americana, ke arena bukit mini dengan sentuhan rerumputan, lumut, tata bebatuan, seolah-olah pengunjung memasuki dunia Zen.
"Kami melihat ada kesinambungan antara bed maker dengan fashion desainer. Kami mencoba mulai berkolaborasi dengan Hian Tjen. Ternyata prosesnya cukup penuh tantangan, terutama membuat bordir di atas matras yang sedetail bordir di gaun pengantin. Butuh sekitar setahun dari pengembangan ide sampai akhirnya mencapai kualitas bordir high fashion khas Hian Tjen," pungkas Alvin.