Lebih lanjut, kulit juga akan menjadi gatal, bersisik, bahkan kemerahan.
“Kulit biasanya lebih teriritasi atau sensitif karena penghalang kulit yang terganggu memungkinkan lebih banyak iritasi masuk,” tambah Hartman.
Melansir Popsugar, beberapa penelitian menunjukkan ahwa nikotin dapat meningkatkan risiko penyakit kulit seperti psoriasis, hidradenitis suppurativa, alopecia, dan banyak lagi.
Hal ini juga dibenarkan oleh Hartman.
Baca juga: Glorifikasi Merokok di Gadis Kretek? Pahami Bahayanya bagi Kesehatan Perempuan
“Setiap kali kita merusak pelindung kulit, kita menjadi lebih rentan terhadap kondisi kulit kronis karena sistem pertahanan alami tersebut jadi lemah,” jelasnya.
Artinya, kata Hartman, jika kamu cenderung mengalami kondisi kulit autoimun tertentu, merokok dapat memperburuk atau memperparah kondisinya.
Selain menyebabkan kulit sensitif, efek samping lain dari merokok adalah gangguan penyembuhan luka.
Hartman mengungkap, merokok memengaruhi kemampuan kulit untuk menyembuhkan luka, sayatan, dan memar secara efektif sehingga memperlambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.
Meski penelitian menunjukkan bahwa merokok bertanggung jawab atas 90 persen dari seluruh kanker paru-paru, terdapat juga hubungan langsung antara merokok dan kanker kulit.
“Ada penelitian yang menunjukkan bahwa merokok meningkatkan risiko suatu bentuk kanker kulit yang disebut squamous cell carcinoma,” pungkas Hartman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram