Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Jenis Diet Populer, Mana yang Paling Cocok untukmu?

Kompas.com - 16/04/2024, 11:19 WIB
Wisnubrata

Editor

Puasa intermiten (IF) adalah cara diet yang menciptakan jendela waktu makan, di mana dalam jangka waktu tertentu kita secara drastis mengurangi asupan makanan atau tidak makan sama sekali. Salah satu yang populer adalah diet 5:2, yang mengharuskan makan normal selama lima hari dan makan terbatas selama dua hari.

Namun ada juga versi lain yang membatasi waktu makan harian. Salah satu contohnya adalah metode 16:8. Dalam contoh ini, kita msalnya bisa makan antara jam 11 pagi dan 7 malam, tergantung pilihan (waktu jendela makan 8 jam), dan selama sisa 16 jam, tidak makan apapun yang berkalori, namun masih bisa minum air tawar atau tanpa kalori (teh atau kopi tanpa gula dan susu).

Ada manfaat dan potensi kerugian puasa yang sudah terbukti sejak zaman kuno ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa metode diet ini berpotensi menurunkan resistensi insulin yang memberikan manfaat bagi penderita diabetes. 

Misalnya, sebuah penelitian yang terbit dalam Thieme's Hormone and Metabolic Research menemukan, puasa intermiten menurunkan resistensi insulin pada 13 orang dewasa penderita diabetes tipe 2. 

Tinjauan penelitian yang mencakup beberapa penelitian menemukan, puasa intermiten menurunkan kadar glukosa puasa, berat badan, dan kadar gula darah pascamakan pada penderita diabetes tipe 2. 

Selain itu, puasa intermiten diklaim bisa mengurangi lemak, menurunkan kadar kolesterol, mencegah diabetes, hingga memperpanjang umur.

Di sisi lain, beberapa ahli mengatakan bahwa puasa intermiten memiliki risiko, terutama bagi orang yang perlu menjaga kestabilan kadar gula darah. Melewatkan waktu makan berpotensi mengakibatkan kontrol kadar glukosa darah menjadi lebih buruk. Belum lagi, masalah lain berpotensi muncul, seperti kelelahan dan kekurangan energi akibat minimnya asupan makanan ke tubuh.

Baca juga: Melihat Kelebihan dan Kekurangan dari Diet Intermiten

Pola makan paleo

Apakah kamu siap untuk makan seperti orang yang hidup 2,5 juta tahun yang lalu? Jika iya, maka diet paleo cocok untukmu.

Diet ini didasarkan pada apa yang mungkin dimakan oleh nenek moyang pemburu dan pengumpul selama era Paleolitik. Mereka banyak mengonsumsi daging tanpa lemak, ikan, buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan.

Apa yang hilang? Pada dasarnya yang dilewatkan adalah makanan yang asal usulnya berasal dari pertanian, seperti produk susu dan biji-bijian seperti beras dan gandum.

Seperti kebanyakan diet, rencana ini ada untung dan ruginya. Keuntungannya termasuk penurunan berat badan, menurunkan tekanan darah dan mengurangi rasa lapar. Kelemahannya adalah kurangnya biji-bijian yang kaya serat, serta biaya yang cukup tinggi.

Baca juga: Diet Paleo Vs Diet Keto Mana yang Bertahan Jangka Panjang?

Pola makan DASH

diet DASHOleksandra Naumenko diet DASH
DASH adalah singkatan dari Dietary Approaches to Stop Hypertension ayau program makan yng berfokus pada penurunan risiko tekanan darah tinggi (alias hipertensi).

Diet DASH, dalam deskripsi paling sederhana, menganjurkan makan lebih banyak potasium yang menyehatkan jantung dan lebih sedikit natrium yang merusak arteri. Manfaatnya telah terdokumentasi dengan baik, dan hasilnya sering terlihat dalam beberapa minggu.

Rencananya juga terkenal fleksibel. Diet ini tidak memerlukan makanan khusus dan kita tidak perlu kelaparan atau menghilangkan camilan.

Melihat tren kesehatan saat ini, wajar jika diet ini menarik begitu banyak perhatian. Pasalnya hampir separuh orang dewasa menderita hipertensi, dan penyakit yang berkaitan dengannya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com