Karena anak tunggal tidak harus berbagi mainan dan barang lainnya, ruang kamar tidur, dan perhatian orang tua, mereka mungkin lebih kesulitan dalam berbagi, kata Nobile.
Hal ini dapat menimbulkan tantangan, seperti saat bermain bersama teman atau nanti ketika mereka akhirnya memiliki teman sekamar di kampus.
“Secara sosial, mereka mungkin kesulitan mengembangkan keterampilan kerja tim, karena memiliki lebih sedikit kesempatan bergaul dengan saudara kandung,” tambah Nobile.
Persaingan terkadang muncul dalam keluarga dengan lebih dari satu anak—karena itulah muncul istilah "persaingan saudara kandung". Namun anak tunggal tidak mempunyai saudara kandung untuk bersaing dalam pertumbuhannya, dan oleh karena itu, mereka mungkin mengembangkan tingkat rasa percaya diri yang lebih tinggi.
“Perhatian dan dorongan penuh dari orang tua dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri anak tunggal,” kata Rosado. “Mereka mungkin merasa lebih yakin dengan kemampuan mereka dan nyaman dalam peran kepemimpinan.”
Rosado mencatat bahwa menjadi anak tunggal juga dapat meningkatkan kesadaran diri. “Mereka menghabiskan lebih banyak waktu sendirian, yang dapat menghasilkan pemahaman mendalam tentang minat, kekuatan, dan kelemahan mereka,” jelasnya.
Banyak anak tunggal yang ambisius dan terdorong untuk berprestasi, kata Tse. Mengapa? Karena mereka mendapat lebih banyak perhatian dan dukungan orang tua. Sebaliknya, mereka mungkin merasakan tekanan yang lebih besar untuk berhasil.
Faktanya, Nobile dan Rosado mengatakan anak tunggal terkadang cenderung perfeksionisme dan mungkin lebih sensitif terhadap kritik karena tingginya ekspektasi orang tua.
Meski demikian, kata psikolog holistik berlisensi Scott Lyons, bahwa hanya karena seseorang tidak memiliki saudara perempuan atau laki-laki bukan berarti mereka dijamin memiliki karakteristik tersebut.
Ada begitu banyak faktor lain dalam pola asuh seseorang yang dapat berperan dalam perkembangan kepribadiannya —misalnya, seberapa banyak waktu berkualitas yang dihabiskan orang tua bersama mereka, bagaimana mereka disiplin, dan dinamika keluarga secara keseluruhan.
Nah, jika Anda hanya memiliki satu anak, dan melihat mereka mengembangkan salah satu sifat yang berpotensi menimbulkan masalah di atas, para ahli mengatakan ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mendorong perubahan positif.
“Orang tua yang memiliki anak tunggal dapat mengambil langkah proaktif untuk memastikan perkembangan anak mereka secara menyeluruh dengan mendorong interaksi sosial, mengajarkan empati dan kerja sama, mendorong kemandirian, dan memberikan perhatian yang seimbang,” jelas Rosado.
“Penting untuk fokus pada kebutuhan individu anak dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan emosional mereka.”
Berikut beberapa tips untuk mendukung tumbuh kembang anak tunggal yang sehat:
Baca juga: 5 Keuntungan Kakak Beradik Dibandingkan Anak Tunggal
Meski begitu, tidak semua anak tunggal menunjukkan sifat yang sama. Sebuah penelitian pada tahun 2024 terhadap anak-anak dan remaja Tiongkok berusia 9-15 tahun menunjukkan bahwa bertentangan dengan stereotip yang ada, anak tunggal justru menunjukkan lebih banyak “perilaku prososial” dibandingkan anak-anak yang memiliki saudara kandung.