Oleh: Inge Shafa Sekarningrum dan Ikko Anata
KOMPAS.com - “It’s okay to not be okay.”
Pernah dengar kalimat itu? Sebagian besar orang pasti pernah mendengarnya, tapi tidak semua orang bisa merasakan maksud dari kalimat tersebut.
Jika diulik maknanya, kita akan menemukan bagaimana penerimaan diri dari perasaan sedih dan kecewa, kemelut atas bisingnya pikiran, dan perasaan yang sesak dalam satu waktu hingga membuat kita demotivasi.
Lani (Lutfiah Fitrianisa) dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Buat Kamu yang Merasa Rapuh” turut bercerita saat dirinya merasa rapuh. Ia mengatakan jika sedang merasa putus asa karena masalah yang datang silih berganti, kita tak boleh berlebihan melampiaskan emosi dan harus segera bangkit.
Kita harus tahu bahwa perasaan rapuh atau tidak baik-baik saja hanyalah salah satu fase yang membuat diri tumbuh. Fase ini pula mengajarkan kita untuk bisa menghadapi masalah tanpa menghindarinya.
Namun, terkadang kita sulit untuk mengendalikan emosi atau perasaan dan berujung hanya diam di tempat. Segala macam usaha serta saran dari orang lain, nyatanya tidak semudah itu untuk dipraktikkan.
Baca juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Ibu Menyusui
Itu sebabnya, mengutip dari Macquarie Centre, berikut hal-hal yang bisa kamu lakukan saat merasa tidak baik-baik saja.
Terkadang kita sulit menerima jika sedang merasa tidak baik-baik saja. Akhirnya, kita malah berujung tak mau mengakui perasaan diri dan berusaha baik-baik saja, khususnya di hadapan orang lain.
Padahal, hal tersebut bisa membuat kamu mati rasa jika terus dilakukan.
Perasaan rapuh, hilang semangat, sedih, kecewa, semua itu adalah normal. Setiap orang pasti pernah merasakannya. Namun, hal yang membedakan dari mereka adalah bagaimana cara menyikapinya.
Oleh sebab itu, cobalah untuk menerima setiap perasaan dan menghadapinya dengan berani. Rapuh bukan berarti tidak hebat. Justru, kita hebat karena bisa menerima dan mau memperbaikinya.
Jika sulit, kamu juga bisa menulis perasaan kamu pada buku catatan untuk melampiaskannya.
Saat merasa tidak baik-baik saja, terkadang timbul pikiran negatif yang berujung mengganggu. Ini menyebabkan perasaan cemas dan khawatir berlebih terhadap hal yang belum tentu akan terjadi.
Sebaiknya, tetaplah berpikir positif dan meminimalisasi pikiran negatif muncul. Pasalnya, apa yang kita pikirkan akan berpengaruh dalam kegiatan sehari-hari.