Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asam Urat dan Risiko Depresi, Dampaknya Besar pada Kehidupan

Kompas.com - 31/08/2023, 10:00 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Asam urat merupakan sejenis radang sendi yang memicu nyeri hebat, kemerahan, hingga bengkak di persendian.

Jika tidak diobati dengan baik, dampak paling signifikan dapat menimbulkan komplikasi serius pada kesehatan fisik seperti darah tinggi, serangan jantung, diabetes, masalah ginjal sampai obesitas.

Bahkan tidak cuma itu, para peneliti juga meninjau dampak dari asam urat yang tidak dikelola dengan baik terhadap masalah mental, seperti depresi

Baca juga: Cara Alami untuk Mengurangi Asam Urat dalam Tubuh 

Hubungan antara asam urat dan depresi

Asam urat dapat dengan mudah dikenali karena gejala fisik yang ditimbulkan. Namun efek lain dari masalah itu bisa berdampak pada gangguan kesehatan mental, seperti depresi.

Hal itu pun telah dibuktikan melalui penelitian terbaru di University of British Columbia. Peneliti menyebutkan, penderita asam urat cenderung mengalami gangguan suasana hati hingga depresi.

Para ahli meninjau data dari pasien asam urat sebanyak 157.426 pasien dan menemukan sekitar 13 dari setiap 1.000 orang per tahun mengalami depresi.

Ada banyak faktor yang menghubungkan antara asam urat dan depresi, terutama pada pria.

Menurut peneliti, pria cenderung lebih sering terkena asam urat dibandingkan wanita dan biasanya, mereka tidak mencari bantuan untuk masalah psikologis.

"Individu dengan asam urat berisiko 29 persen lebih tinggi mengalami depresi, tergantung seberapa baik mereka mengelola asam uratnya," tulis keterangan dalam studi tersebut.

Dalam hal ini, mengelola asam urat dengan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mengatasi keluhan fisik dan juga dampaknya bagi kesehatan mental.

Sebab, hubungan dari asam urat dan depresi ini dapat memberikan dampak yang signfikan pada kualitas hidup seseorang. Berikut ulasan lengkapnya seperti dilansir Gout and You.

1. Kurangnya interaksi sosial

Serangan asam urat mungkin membuat pasien melewatkan aktivitas yang disukai, pertemuan sosial hingga pertemuan keluarga.

Sangat wajar jika pasien asam urat jarang melewatkan momen penting dalam hidupnya karena kurangnya interaksi sosial.

Dalam hal ini, melakukan aktivitas yang menyenangkan hingga berinteraksi sosial dapat memicu pelepasan hormon seperti dopamin dan serotonin yang membuat suasana hati lebih bahagia dan terhindar dari depresi.

Setiap kesedihan yang dirasakan pasien saat tidak bisa melakukan aktivitas yang disukainya, secara langsung bisa memengaruhi kondisi mentalnya yang berujung pada stres sampai depresi.

2. Rasa sakit berkelanjutan dan keterbatasan gerak

Rasa sakit yang parah saat asam urat kambuh bisa mengganggu siapa pun.

Ketika pasien asam urat pikirannya diselimuti oleh rasa sakit berkepanjangan, maka hal itu dapat memicu reaksi berantai dan berdampak pada respons emosional dan perilaku.

Penderita asam urat juga cenderung merasa aktivitas dan gerakannya sangat dibatasi oleh rasa nyeri, sehingga depresi dapat muncul jika asam urat tidak segera diobati.

Dalam situasi ini, beberapa tanda umum dari depresi meliputi perubahan suasana hati, merasa tidak berdaya, rasa marah, kesulitan tidur dan cemas.

Baca juga: Hiperurisemia, Ketika Kadar Asam Urat Tinggi dan Cara Mengatasinya 

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com