Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/09/2023, 07:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Obsessive compulsive disorder (OCD) adalah masalah kesehatan mental yang membuat pengidapnya melakukan perilaku berulang atau kompulsif.

Selama ini, OCD juga kadang dikaitkan dengan kadar kemarahan pengidapnya, meski hubungannya rumit.

Maka, meskipun orang dengan OCD lebih mungkin mengalami episode kemarahan, bukan berarti orang dengan OCD selalu lebih agresif atau pemarah.

Untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan mengenai hubungan antara OCD dan kemarahan, penyebab yang mendasari, serta cara mengelola kemarahan, berikut ini.

Baca juga: Bermain Gadget Ternyata Bisa Jadi Penyebab OCD pada Anak

Hubungan OCD dan kemarahan

Beberapa penelitian mengungkap hubungan antara OCD dan kemarahan.

Di mana, episode kemarahan mungkin lebih sering terjadi di antara orang-orang dengan OCD, tetapi faktor-faktor lain seperti kecemasan mengubah hubungan tersebut.

Jadi walaupun mungkin ada hubungannya, kemarahan belum tentu merupakan hal yang berhubungan dengan OCD.

Sebagai contoh, penelitian yang mengamati ruminasi kemarahan dan OCD menemukan, orang pengidap OCD dengan gangguan kecemasan menunjukkan ruminasi kemarahan yang lebih besar dibandingkan orang tanpa kondisi ini.

Orang dengan OCD atau GAD tidak secara signifikan berbeda dalam hal tingkat ruminasi kemarahan.

GAD adalah generalized anxiety disorder, yaitu suatu gangguan kecemasan yang ditandai dengan perasaan cemas yang umum dan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Ruminasi merupakan kecenderungan untuk memikirkan pengalaman yang membuat frustrasi dan mengingat kembali pengalaman kemarahan di masa lalu.

Selain itu, ekspresi kemarahan dapat diakibatkan oleh tantangan dalam mengatur emosi itu sendiri.

Penelitian menemukan, tingkat kemarahan dan penekanan yang lebih tinggi dapat berkorelasi dengan OCD, tetapi masih tidak jelas.

Baca juga: 5 Narasi Soal OCD yang Keliru, Perlu Dipahami

Sehingga ada beberapa faktor yang diyakini dapat berperan mempengaruhi OCD dan kemarahan.

Misalnya, emosi negatif yang diabaikan, disfungsional terhadap kepercayaan, hingga strategi pengaturan emosi yang maladaptif.

Di samping itu, obat-obatan seperti antidepresan yang biasanya diresepkan untuk penderita OCD mungkin bisa menimbulkan efek agresi yang lebih kuat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com