Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2023, 12:00 WIB
Putri Aulia,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber realsimple

KOMPAS.com - Bagi para penggemar tren gaya rambut, pengalaman mengubah warna rambut tentu menjadi hal yang menggoda untuk dijajal.

Namun, di balik keindahan yang mungkin didapat, risiko efek samping tampaknya masih menjadi ancaman, apalagi bagi mereka yang kerap mengganti warna rambut.

Salah satu risiko yang paling umum disebut adalah rambut rontok.

Meskipun warna-warna yang indah bisa meningkatkan penampilan seseorang, tentu kecemasan akan rambut yang rontok tentu saja akan mengganggu.

Baca juga: 3 Tips Pakai Daun Sirih untuk Atasi Rambut Rontok

Meski begitu, benarkah mewarnai rambut terlalu sering bisa memicu kerontokan rambut?

Menurut dr. Rebecca Marcus, seorang dokter kulit yang telah bersertifikat, umumnya pewarna rambut tidak memicu kerontokan rambut dan juga tidak memengaruhi kemampuan rambut untuk tumbuh.

Sebab, kata dia, pewarna rambut menargetkan helai rambut seseorang dan menyimpan pigmen warna di permukaan luar batang rambut.

Ini berlaku baik untuk pewarna semi permanen maupun pewarna permanen.

Untuk pewarna permanen atau pemutih (bleaching), pigmen warna menembus kutikula rambut namun tidak menembus kulit kepala dan folikel rambut yang bertanggung jawab atas pertumbuhan rambut.

Baca juga: 10 Pemicu Rambut Rontok yang Mungkin Tak Disadari

Marcus menjelaskan, pengecualian terjadi jika seseorang mengalami reaksi alergi parah terhadap pewarna rambut.

Dalam situasi ini, ada kemungkinan terjadinya peradangan pada kulit kepala, dan jika peradangan menyebar ke folikel, ini dapat menyebabkan kerontokan rambut.

Gejala seperti peradangan, sensitivitas kulit kepala yang berkelanjutan, kemerahan, pengelupasan kulit, rasa sakit, perih, gatal, dan iritasi mungkin dirasakan.

Jika kita curiga adanya kondisi tersebut, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Selain itu, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah fase siklus pertumbuhan rambut.

Hindari fase telogen

Marcus menekankan, jika rambut berada dalam fase istirahat (telogen), umumnya menyebabkan kerontokan normal dalam waktu 2-3 bulan.

Proses pewarnaan rambut pada fase ini dapat mempercepat kerontokan rambut, sehingga sebaiknya dihindari.

"Sekitar 5-10 persen ambut di kepala sedang dalam fase telogen pada waktu tertentu, dan karena itu lebih rentan terhadap kerontokan," tambah Marcus.

Tetapi, jika kita melihat semakin banyak rambut yang rontok saat menyisir, di wastafel, atau bahkan menempel di tangan setelah mewarnai rambut, kemungkinan rambut telah mengalami kerusakan.

Baca juga: Cara Atasi Rambut Rontok akibat Kekurangan Nutrisi

Dr. John Kahen, seorang ahli bedah rambut dan pendiri Beverly Hills Hair Restoration, memilik pandangan soal mewarnai rambut.

Dia menyebut, bahan kimia dalam pewarna rambut bisa merusak protein dalam batang rambut, yang membuat rambut menjadi lemah dan mudah patah.

Kahen juga menekankan, kerusakan umumnya terjadi di ujung rambut yang sering diwarnai atau diolah sebelumnya, atau pada rambut yang sering terpapar panas dalam jangka waktu yang lama.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com