Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/11/2023, 17:27 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Health

KOMPAS.com - Banyak dari kita mungkin pernah mendengar cerita tentang orang-orang yang tertular bakteri saat berenang.

Meski tampaknya menakutkan, sebagian besar penyakit dari rekreasi air ini sebenarnya memiliki gejala yang ringan dan mudah diobati.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), kita dapat dengan mudah jatuh sakit setelah berenang jika menelan atau pun bersentuhan dengan bakteri di dalam kolam renang.

Oleh sebab itu, pastikan untuk mengedukasi diri mengenai penyakit apa saja yang mengintai saat kita berenang dan memastikan kolam renang yang kita kunjungi rutin melakukan disinfeksi untuk mencegah penyebaran bakteri.

Baca juga: Tips Berenang Aman untuk Penderita Diabetes

Penyakit yang bisa menyerang saat berenang

Untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut adalah beberapa penyakit yang bisa menyerang saat berenang, seperti dilansir dari laman Health.

1. Diare

Diare adalah salah satu penyakit yang paling sering terjadi saat berenang.

Menurut CDC, setelah air terkontaminasi oleh bakteri yang menyebabkan diare menular, perenang hanya perlu menelan sedikit saja untuk terinfeksi.

Bakteri-bakteri seperti Cryptosporidium, Giardia, Shigella, norovirus, dan E. coli dapat ditularkan kapan saja ketika seseorang yang sedang sakit diare- atau pernah sakit dalam dua minggu terakhir, masuk ke dalam air.

Cryptosporidium (disingkat crypto), penyebab paling umum dari wabah diare yang berhubungan dengan kolam renang, dapat bertahan hidup selama berhari-hari, bahkan di kolam renang yang diolah dengan klorin dan bahan kimia lainnya.

Itulah mengapa kolam renang umum mengharuskan kita untuk mandi sebelum berenang. Agar kolam renang tetap aman untuk semua orang, jangan berenang jika kita baru saja sakit.

Sebaiknya hindari berenang di danau atau sungai yang tidak dipantau keamanannya.

"Semua tergantung pada apa yang terjadi di hilir," kata Dr Mindy Benson, asisten profesor klinis di Rumah Sakit Anak UCSF Benioff di Oakland, AS.

"Hewan-hewan di dalam air juga dapat menularkan bakteri-bakteri ini."

"Saya tidak akan merekomendasikan berenang di tempat-tempat pedalaman yang tidak dikenal, terutama dengan anak-anak," ungkap dia.

Penyakit diare yang ditularkan melalui air dapat berlangsung selama 2-3 minggu dan menyebabkan dehidrasi yang serius, bahkan terkadang mengancam jiwa.

MedlinePlus merekomendasikan untuk menghubungi dokter jika kita mengalami gejala-gejala ini:

• Tinja dengan darah atau nanah
• Tinja berwarna hitam
• Diare yang berlangsung selama dua hari atau lebih (pada orang dewasa)
• Diare yang berlangsung lebih dari 24 jam (pada anak-anak)
• Sakit perut yang parah
• Demam
• Tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, sakit kepala, dan jarang buang air kecil

2. Ruam merah di kulit

Air yang terkontaminasi bakteri Pseudomonas aeruginosa dapat menyebabkan ruam merah dan mengiritasi kulit.

Bahan kimia pembunuh bakteri seperti klorin lebih cepat terurai dalam air panas. Oleh karena itu, risiko yang lebih tinggi dapat ditimbulkan oleh kolam air panas.

Tetapi, penyakit ini juga dapat menyebar di kolam renang yang tidak terawat dengan baik atau danau yang terkontaminasi.

Baca juga: Berenang Bisa Jadi Olahraga Low Impact untuk Bakar Lemak

Semakin lama kulit terpapar air yang terkontaminasi, semakin besar kemungkinan kita terkena ruam.

"Orang terkadang berpikir bahwa ketika mereka keluar dari air yang mengandung klorin, mereka sudah bersih," kata Benson.

"Namun, hal yang paling aman untuk dilakukan adalah mandi sesegera mungkin," ujar dia.

Kita juga dapat menanyakan apakah bak mandi air panas yang akan kita gunakan diperiksa setidaknya dua kali sehari. 

Ini untuk mengetahui tingkat disinfektan dan pH yang tepat, atau memeriksa sendiri airnya dengan menggunakan strip tes kolam renang dan bak mandi air panas.

Menurut CDC, ruam biasanya muncul sebagai bintik-bintik gatal, merah, bergelombang, atau lepuh berisi nanah, dan biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Jika ruam berlangsung lebih lama dari itu, segera hubungi dokter.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com