Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Mitos tentang Obat Kuat Viagra yang Kurang Tepat

Kompas.com - 12/11/2023, 15:19 WIB
Putri Aulia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Obat yang dikenal untuk mengatasi masalah disfungsi ereksi (DE), Viagra telah ada sejak tahun 1998 dan digunakan oleh banyak orang di seluruh dunia untuk meningkatkan performa saat berhubungan intim.

Seiring tingginya popularitas obat ini, muncul pertanyaan-pertanyaan mitos seputar obat yang juga sering disebut sebagai “pil biru kecil” atau sildenafil ini.

Baca juga: Viagra Bisa Selamatkan Hidup Pengidap Penyakit Jantung, Benarkah?

Berikut mitos-mitos yang kurang tepat soal Viagra

1. Viagra menyebabkan ereksi berjam-jam

Apa kamu pernah melihat iklan Viagra yang memberi peringatan tentang mencari bantuan medis jika ereksi berlangsung selama empat jam atau lebih?

Menurut Drogo Montague, ahli urologi terkemuka, kasus ini disebut sebagai priapismus (kondisi ketika seorang pria mengalami ereksi berkepanjangan tanpa adanya rangsangan seksual dan di luar kontrol penderitanya)

Montague mengatakan, hal ini jarang terjadi sebagai efek samping dari obat tersebut.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2020 menyatakan bahwa ereksi yang berlangsung lama karena penggunaan Viagra dan obat disfungsi ereksi lainnya tergolong sebagai "kejadian langka."

Para peneliti menemukan 411 kasus priapisme yang terkait dengan obat ini selama lebih dari dua dekade.

Montague mengatakan kemungkinan seorang pria mengalami masalah ereksi berkepanjangan akan meningkat jika dia menggunakan Viagra bersamaan dengan terapi injeksi penis tertentu.

Untuk itu, ia menyarankan untuk tidak menggabungn viagra dengan obat lain. Ini karena terapi injeksi penis membuat ereksi menjadi keras, dan menambahkan Viagra membuatnya lebih keras dan bahkan lebih tahan lama.

Baca juga: Jangan Asal, Ini Cara Tepat Konsumsi Obat Kuat untuk Pertama Kali

2. Viagra tidak baik untuk jantung

Peneliti awalnya mengembangkan Viagra untuk merawat angina, jenis nyeri dada yang muncul ketika jantung kekurangan pasokan darah kaya oksigen dan harus bekerja lebih keras untuk mengatasi kondisi tersebut.

Meskipun awalnya dimaksudkan untuk mengatasi angina, Viagra tidak menjadi terapi utama untuk masalah tersebut karena manfaat sampingan yang mencolok, yaitu menyebabkan ereksi yang lebih keras.

Namun, ketika kita membahas Viagra dan dampaknya pada jantung, perlu diingat obat disfungsi ereksi ini sebenarnya tidak membahayakan jantung jika digunakan sendiri.

Namun, kamu tidak boleh mengonsumsi Viagra bersamaan dengan obat jantung yang mengandung nitrat.

Hal ini karena mirip dengan nitrat, Viagra membantu melebarkan pembuluh darah yang menyempit akibat penyakit arteri koroner. Akibatnya, tekanan darah dapat turun, karena jantung memerlukan lebih sedikit tenaga untuk memompa darah melalui sistem.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com