Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Thrifting dan Preloved, Serupa tapi Tak Sama

Kompas.com - 13/01/2024, 18:18 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para pecinta barang-barang bekas, impor atau bermerek pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah thrifting dan preloved.

Keduanya memang memiliki karakteristik yang mirip, yakni merujuk pada produk bekas yang dapat dibeli dengan harga lebih murah dari produk keluaran terbaru.

Baca juga: Item yang Sebaiknya Dipilih dan Dihindari Saat Thrifting

Jika merujuk pada industri fesyen berkelanjutan, thrifting dan preloved juga termasuk sebagai konsep berkelanjutan yang tak jarang menjadi gaya hidup pilihan yang lebih ramah lingkungan.

Meski punya konsep yang serupa, thrifting dan preloved sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup siginifikan.

Tak jarang, barang-barang preloved ini berasal dari pemberian atau hadiah yang belum pernah dibuka atau tidak digunakan lagi.

Dengan kata lain, preloved lebih merujuk sebagai cara atau penyebutan untuk "menghadirkan" kehidupan baru pada item fesyen yang dimiliki seseorang.

Kebanyakan orang dengan cepat menganggapnya sebagai pakaian bekas, tetapi kondisinya masih terawat.

Perbedaan thrifting dan preloved

Ilustrasi perbedaan thrifting dan prelovedPexels Ilustrasi perbedaan thrifting dan preloved

Ada sejumlah perbedaan antara thrifting dan preloved di industri fesyen. Berikut pemaparan selengkapnya:

1. Arti thrifting dan preloved

Jika mengacu pada makna thrifting dari laman Cambridge Dictionary, istilah ini berasal dari kata thrift dalam bahasa Inggris yang berarti berhemat atau menghindari pemborosan.

Secara umum thrifting dapat dikatakan sebagai kegiatan belanja di toko barang bekas, garage sale, atau pasar loak yang masih layak pakai tapi dengan harga murah.

Konteks barang yang dibelanjakan pun cukup beragam, mulai dari perabotan, barang antik, dan elektronik.

Baca juga: Keuntungan Thrifting di Pasar Senen, Harga Murah hingga Layak Pakai

Tetapi yang paling populer di Indonesia adalah pakaian serta beragam produk fesyen turunannya.

Tak sedikit orang yang memaknai thrifting sebagai gaya hidup yang tak sekadar berburu barang bekas dan berhemat.

Namun, juga memberikan dampak positif bagi lingkungan karena turut berkontribusi pada pengurangan produksi barang baru hingga memperpanjang masa pakai suatu barang.

Bahkan ada kesenangan tersendiri saat melakukan thrifting, misalnya, ketika menemukan barang unik atau koleksi langka yang mungkin ditemukan di toko-toko konvensional.

Sedangkan preloved, menurut Cambridge Dictionary, diartikan sebagai bukan barang baru, tapi sudah pernah digunakan sebelumnya.

Biasanya preloved digunakan untuk menjual sesuatu untuk menghindari kata "bekas" yang konotasinya mungkin dapat merujuk pada barang tidak terpakai, diabaikan atau sudah tidak digunakan kembali.

Preloved fashion dapat mencakup pakaian dalam berbagai kondisi, mulai dari pakaian bekas yang sangat disukai orang lain (koleksi pribadi atau barang kesayangan), barang yang diselamatkan dari gudang, aksesori, tas, sepatu, dan lain sebagainya.

2. Asal-muasal produk

Perbedaan paling signifikan dari thrifting dan preloved dapat terlihat dari mana barang itu berasal.

Menurut laporan Kompas.com, baju-baju thrifting sebagian penjual mendapatkannya dalam bentuk bal (100 kg baju) dari penjual pakaian yang diimpor dari luar negeri seperti China, Australia hingga Eropa.

Semakin banyak bal yang dipesan, semakin bervariasi pula merek hingga kualitasnya.

Baca juga: Apa Itu Thrifting? Gaya Hidup yang Masih Digemari Generasi Muda

Sedangkan pada item fesyen preloved, menurut Marisa Tumbuan, founder Irresistible Bazaar (bazar fesyen preloved), sebagian besar koleksinya berasal dari perorangan, kolektor, hingga komunitas tertentu.

"Preloved itu juga ada yg di-handle profesional (seller) ada juga yang di handle secara organisasi (komunitas pecinta barang branded)," jelas Marisa kepada Kompas.com, baru-baru ini.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com