Cegah Kekerasan Seksual, Kenalkan Anak Anatomi Tubuh Sejak Dini

KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau orangtua untuk memperkenalkan anatomi tubuh kepada anak sejak usia dini untuk mencegah anak menjadi korban kasus kekerasan seksual.

Hal ini dapat dilakukan sedini mungkin, sejak usia anak kurang dari dua tahun.

“Dalam hal ini kita bisa menyampaikan pada anak dan mengingatkan bahwa ada beberapa bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain,” ujar Anggota Satgas Perlindungan Anak PP IDAI Prof Dr dr Meita Dhamayanti, SpA(K), MKes dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (20/6/2024), seperti dilansir dari Antara.

Edukasi anatomi tubuh bisa dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti saat memandikan anak atau bercermin. Selain itu, bisa juga menggunakan bantuan video edukasi atau aplikasi digital yang menarik.

Pastikan sumbernya tepercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.

• 7 Cara Cegah Anak Jadi Korban Kekerasan Seksual
• Hati-hati, Ini 8 Dampak Penggunaan Gadget pada Anak

Meita menyebutkan, ada lima bagian tubuh yang wajib dikenalkan sebagai bagian yang tidak boleh disentuh atau dilihat oleh sembarang orang kecuali orangtua, dokter, serta pengasuh lainnya dengan dampingan orangtua.

Kelimanya adalah leher, mulut, dada, alat kelamin, dan daerah untuk buang air besar.

Ajarkan pula anak untuk menolak atau mengatakan tidak jika ada orang asing yang meminta mereka untuk membuka pakaian, menyentuh bagian-bagian tubuh yang dilarang, atau menunjukkan bagian tubuh pribadinya pada anak.

“Apabila hal tersebut terjadi pada anak, ajarkan juga anak untuk segera lari dan berteriak,” tutur Meita.

Adapun kekerasan seksual dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Untuk itu, orang tua diimbau untuk tetap waspada dan mendengarkan cerita anak dengan seksama sebagai upaya menciptakan ruang aman pada anak.

• Nikita Willy Beberkan Trik Atasi Trauma Makan pada Anak
• Cerita di Balik Anak Kembar Cynthia Lamusu yang Pakai Kacamata

Meita juga menekankan agar tidak menjadikan pengenalan anatomi tubuh sebagai sesuatu hal yang tabu, melainkan pembelajaran agar anak dapat lebih berhati-hati.