Namun, dari hasil pengungkapan yang pertama ini, Anjan mengaku timnya belum dapat mengungkap asal bahan baku jamu di pabrik tersebut. Dia pun menampik kalau bahan baku itu didatangkan dari Cilacap yang selama ini dikenal sebagai salah satu sentra pembuatan jamu di Jawa Tengah.
Kegiatan pembuatan jamu di pabrik ini nyaris tak diketahui warga sekitar. Beberapa warga mengaku hanya mengetahui pabrik itu menjalankan usaha pemotongan kardus. Seorang petugas keamanan lingkungan, Sukirno (40), mengungkapkan, pintu pabrik itu selalu tertutup.
”Saya baru tahu kalau di dalamnya ada 30 orang yang bekerja. Sebab, setiap minta iuran kebersihan dan keamanan, saya hanya disuruh tunggu di halaman depan. Tidak pernah dipersilakan masuk,” tuturnya.
Fitri (35), salah seorang pekerja di pabrik itu, mengaku, jam kerja di pabrik itu berlangsung pukul 08.00-16.00 dengan upah Rp 25.000 per hari. Seluruh pekerja tidur di dalam pabrik. Mereka hanya libur pada hari Minggu. ”Setiap hari kami bekerja memasukkan jamu yang sudah dikemas dalam kapsul ke dalam saset,” katanya.