Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/06/2013, 09:44 WIB

”Tantangannya adalah mendapatkan bahan baku dengan mudah dan murah. Sebab, selama ini bahan bakunya masih impor dari Jepang. Satu paket bahan kurumie bisa seharga Rp 50.000 - Rp 75.000,” ujar Linda.

Untuk menyikapi sulitnya mendapatkan bahan kurumie asli, Rohana berinovasi dengan mengganti kain washi dengan kain perca batik. Dia mendapatkan bahan itu dari teman-teman penjahit. Lagi pula, kebutuhan untuk kurumie tidak banyak. Ukuran kain 12 cm x 10 cm sudah bisa digunakan membuat karya. Dari keterbatasan bahan baku, Linda mampu menciptakan karya-karya kurumie bernuansa Indonesia, seperti ondel-ondel dan perempuan Jepang berkimono batik.

Bahkan, kini Rohana sudah mengajar kurumie ke berbagai tempat, mulai dari ibu-ibu pengajian, ibu-ibu paroki, hingga membuka kelas khusus bersama temannya di Ruko Sunter Garden, Jakarta.

”Komunitas kurumie semakin banyak. Komunitas saya saja sudah ada sekitar 30 orang. Di luar itu saya yakin masih ada,” ujar Rohana.

Bagi Rohana dan Linda, kurumie bisa menjadi salah satu alat peraga pendidikan. ”Dahulu saya jika dijelaskan soal baju adat nusantara misalnya, sangat sulit membayangkan karena hanya diucapkan dan tidak ada bentuk fisiknya. Namun, kalau ada bentuk tiga dimensinya seperti kurumie ini, saya yakin pelajaran akan cepat diserap anak-anak. Ini salah satu nilai positif yang menurut saya bisa diserap dari kurumie,” kata Linda.

Melalui karya tiga dimensi lipatan kertas dan kain ini, komunitas pencinta dan perajin kurumie berharap bisa menularkan kebaikan bagi semua.

(Dahlia Irawati)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com