Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enggak Ada Matinya... Permainan Masa Kecil Tetap Menginspirasi!

Kompas.com - 11/02/2016, 08:28 WIB
Nur Desilawati

Penulis

Setengah lingkaran inilah yang menjadi asal mula nama gunungan untuk nama lain permainan tersebut. Setiap peserta harus melempar batu ke arah salah satu kotak, kemudian melompat ke kotak tersebut. Pemain paling cepat tiba di bidang setengah lingkaran di puncak bidang permainan adalah pemenangnya.

Terdengar sederhana, memang. Namun, engklek menawarkan tingkat kesulitan tersendiri untuk melompat sampai kotak tempat lemparan batu terhenti.

Tak hanya itu. Memastikan batu bisa tepat mendarat di kotak tertentu pun tak semudah kedengarannya. Lagi-lagi, perlu strategi tersendiri untuk bisa paling cepat sampai ke puncak di permainan ini.

Monopoli

Kini, Anda gemar mengisi waktu liburan dengan mengunjungi tempat-tempat wisata favorit? Atau, Anda justru menjadi investor andalan?

Disadari atau tidak, Anda mungkin terinspirasi permainan yang satu ini. Monopoli, begitu orang menyebutnya. 

Sebidang kertas atau papan, dengan kotak-kotak destinasi atau institusi, menjadi "dunia monopoli". Pemain "berkeliling" ke berbagai lokasi sekaligus belajar mengenal sistem keuangan.

Dadu dikocok, lalu angka didapat. Dari hasil kocokan itulah pemain "melangkah" sebanyak jumlah angka dadu yang keluar. Pemain diwakili oleh ikon yang biasanya berupa pernak-pernik kecil dengan warna berbeda untuk setiap orang.

Bila ingin mempercepat langkah atau memiliki aset tertentu, ada uang kertas untuk bertransaksi di sini. Alat pembayaran dalam permainan tersebut juga bisa dipakai untuk membayar denda, yang juga bisa dikenakan pada pemain.

Monopoli versi kekinian sudah berkembang ke format digital. Cara bermainnya tak berubah. Hanya, jangan kaget bila anak-anak zaman sekarang memainkannya di tablet, bukan lagi di lembaran kertas yang kumal saking seringnya digunakan.

Tamagochi

Belum ada telepon genggam, apalagi internet, bukan berarti tak ada permainan yang mirip-mirip wahana di gadget pada era 90-an. Kehadiran tamagochi, contohnya.

Memang, meski tak secanggih play station atau game watch Nintendo, tamagochi sudah menggunakan teknologi berbasis layar digital. Pemiliknya akan merawat hewan peliharaan di permainan itu dari waktu ke waktu.

Jangan-jangan, sekarang Anda sedang tersenyum simpul mengenang kepanikan saat lupa "memberi makan" hewan peliharaan di tamagochi ini? Maklum saja, memastikan hewan dari penetasan telur itu tumbuh besar adalah tantangan permainan ini.

Dulu, para pemainnya mungkin sekadar memperjuangkan kepastian hidup dan tumbuh-besarnya. Namun, kebiasaan yang terbangun dalam hari-hari selama “memelihara” hewan imajinatif dalam permainan itu diam-diam melatih disiplin sekaligus tertib mengelola sesuatu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com