Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Hal Yang Harus Kamu Ketahui tentang Gangguan Makan

Kompas.com - 16/01/2020, 22:36 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Healthline

 

7. Gen dan lingkungan berperan

Berbagai tolok ukur, seperti indeks massa tubuh, memberi kita gambaran kasar tentang apa yang perlu kita lakukan agar menjadi sehat.

Tetapi faktor-faktor sosial dan fisiologis kesehatan sulit untuk dijabarkan.

"Ada banyak faktor yang masuk ke dalamnya. Orang yang berbeda memiliki genetika yang berbeda. Kondisi biologis ini bukan hanya apa yang kamu konsumsi, tetapi juga setiap orang di setiap keluarga memiliki kekuatan berbeda yang dapat menyebabkan berbagai jenis berat badan,” kata Newman.

"Berat badan sangat dipengaruhi oleh genetika, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor budaya, karena pola makan berbeda dalam budaya yang berbeda, dan ada berbagai jenis akses ke makanan," jelasnya.

Baca juga: Awas, Stres Picu Emotional Eating

8. Gen saja tidak bisa memprediksi

Meskipun pengaruh genetika terhadap gangguan kesehatan dan makan tidak dapat ditolak, gen bukanlah yang paling akhir dalam hal prediksi.

Gangguan makan dapat didorong oleh persepsi seseorang tentang seperti apa tubuh mereka, seringkali dipengaruhi oleh gambaran umum di media sosial atau televisi.

Kadang-kadang hal itu juga dapat diperburuk oleh prasangka dari teman sebaya atau bahkan dokter, kata Hirsch.

"Sangat penting bahwa kita mengatasi bias berat badan dengan mendidik dokter tentang sembilan kebenaran" ujarnya.

"Mengajarkan mereka bahwa gangguan makan memengaruhi orang dari segala bentuk dan ukuran, bahwa citra tubuh yang positif meningkatkan kesehatan daripada sebaliknya,” lanjutnya.

“Dan bahwa strategi pembatasan makanan dapat meningkatkan risiko mengembangkan kelainan makan,” imbuhnya.

"Dokter juga harus berhenti menilai dan menyalahkan pasien atas berat badan mereka," tambahnya.

Baca juga: Rekomendasi Restoran di Jakarta untuk Memulai Clean Eating

9. Pemulihan penuh dimungkinkan

Siapa pun yang mencoba mengubah kebiasaan makan mereka tahu bahwa itu tidak sesederhana membalikkan telapak tangan.

Hal yang sama berlaku untuk orang dengan kelainan makan yang mencoba kembali ke kebiasaan makan yang lebih sehat.

"Gagasan bahwa ada sesuatu yang salah tentang tubuhmu tak bisa dipungkiri. Butuh waktu lama. Kamu dapat mengubah perilaku dan melatih ulang, tetapi mengubah keyakinan akan sangat menantang,” ujar Newman.

Meskipun mungkin merupakan tantangan bagi seseorang untuk sembuh dari kelainan makan yang ia derita, itu tentu bukan tidak mungkin.

Terutama ketika penderita, profesional kesehatan, dan orang yang dicintai semuanya menarik ke arah yang benar.

"Masalah yang berhubungan dengan berat badan harus diperlakukan seperti masalah kesehatan lainnya. Dengan kasih sayang, kepekaan, dan kepedulian dan bukan penghakiman, menyalahkan, atau penyederhanaan yang berlebihan," kata Hirsch.

"Hanya dengan begitu kita dapat mengatasi salah satu masalah kesehatan utama negara ini, obesitas dan mengurangi tingkat gangguan makan,” imbuh Hirsch.

Baca juga: Bahaya Gangguan Makan pada Kesehatan dan Isi Dompet

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com