Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Demi Kesehatan, Tingkatkan Kupasan dan Tinggalkan Kemasan

Kompas.com - 17/02/2020, 20:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Di setiap konter makanan, selalu ada ‘rambu-rambu’ makanan yang menunjukkan apakah jenis pangan itu sehat dan boleh diambil sebanyak apa pun (diberi warna hijau), kurang sehat (diberi warna kuning) atau tidak sehat dan sebaiknya hanya dikonsumsi terbatas (diberi warna merah).

Begitu pula piring keramik yang digunakan untuk makan sudah sengaja diberi ‘sablon’ yang menunjukkan porsi makan sebaiknya seperti apa: batas jumlah karbohidrat, lauk, sayur dan buah.

Tapi dari semua yang saya amati, tak ada satu pun yang memedulikan itu semua.

Piring makan terisi nasi munjung, dengan kerupuk di atasnya, dan tumpukan ayam goreng atau rendang.

Baca juga: Kesehatan atau Hiburan: Lebih Murah Mana?

Orang yang sama juga mengisi mangkuknya dengan es krim coklat beserta dua lembar roti putih.

Mau bilang apa? Udara panas menyengat, lelah bekerja dari subuh, rasanya memanjakan diri saat makan siang atau makan malam sah-sah saja. Dan itu terjadi berulang setiap hari.

Katanya telah dihitung per orang memenuhi sekitar 2500 kilo kalori-an per hari. Tapi, dengan orang bisa mengambil apa saja sesuka hatinya, mustahil hanya 2500 kilokalori.

Ditambah kualitas jenis makanan yang ‘sudah tidak zaman lagi’ untuk bisa memelihara tubuh hingga usia lanjut.

Betul, tidak mudah memberi makan 6000 orang sekaligus setiap hari, sepanjang pagi hingga tengah malam tanpa henti.

Bahkan, memberi makan pekerja keras adalah bagian dari penghargaan.

Baca juga: Kasihan, Orang Sakit Bebannya Selangit

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com