KOMPAS.com - Perselingkuhan dalam pernikahan merupakan pengkhianatan cinta terbesar terhadap pasangan.
Kebanyakan orang yang mengetahui pasangannya berselingkuh tentu akan memendam rasa benci, kecewa, trauma, hingga kehilangan rasa percaya.
Tapi, masalah perselingkuhan tidak hanya melibatkan suami-istri namun juga berdampak buruk pada buah hati.
Baca juga: Pasangan Selingkuh, Apakah Layak Dapat Kesempatan Kedua?
Anak yang merupakan bagian dari keluarga juga berpotensi terseret ke pusaran masalah.
Kondisi tersebut juga bisa membuat anak mengalami stres dan masalah emosional lainnya.
Banyak orangtua mungkin akan menyembunyikan masalah perselingkuhan dari buah hatinya.
Namun, lambat laun anak akan memahami masalah yang sedang terjadi soal keharmonisan orangtuanya ini.
Jika anak sampai mengetahui, secara alami mereka akan menganggap masalah ini sebagai kesalahannya.
Pemikiran anak ini tidak hanya terjadi dalam masalah perselingkuhan, tapi juga masalah keuangan atau isu orang dewasa lainnya.
Baca juga: 5 Hal yang Mungkin Jadi Tanda Pasangan Selingkuh
Anak dikhawatirkan mengalami stres, rasa sakit secara emosional, dan tahu bahwa ada sesuatu yang salah.
Meski kita sebagai orangtua sudah menjelaskan jika itu bukan kesalahan mereka, anak seringnya tetap menyalahkan dirinya sendiri.
Ada sejumlah pemilikiran yang kerap muncul di benak anak ketika mengetahui soal perselingkuhan orangtuanya, seperti:
Tidak hanya itu, anak yang menyalahkan dirinya sendiri karena konflik orangtuanya juga merasa tidak layak untuk dicintai.
Ia akan memelihara citra diri yang negatif dan merasa malu tentang siapa dirinya.
Hal ini bisa dicegah orangtua jika sejak awal memberi tahu anak bahwa masalah yang terjadi bukan kesalahan mereka.